Kamis 21 Apr 2016 14:47 WIB

Berstatus tak Jelas, 120 PNS Jabar Habiskan Uang Negara Rp 2,8 Miliar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Achmad Syalaby
Ilustrasi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencatat sekitar 120 PNS di lingkungan pemprov memiliki status kepegawaian yang tidak jelas alias bodong. Menurut Kepala Biro Kepegawaian Daerah (BKD)  Jawa Barat, Soemarwan Hadisoemarto, ‪Ke-120 PNS yang status kepegawainnya tidak jelas itu mayoritas bekerja sebagai staf biasa. 

Saat ini, di Pemprov sendiri jumlah PNS yang tercatat sebanyak 13.337 orang.‬ Berdasarkan data yang ada di Pemprov Jabar, tidak ada pejabat setingkat Eselon II dan III yang masuk dalam 120 orang tersebut.‬

"Di Provinsi paling sekitar 120 di data itu. Mereka (diduga) tidak mengisi E-PUPNS (Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil secara Elektronik),"ujar Soemarwan di Gedung Sate, Bandung, Jabar, Kamis (21/4).‬

Soemarwan mengatakan, status kepegawaian PNS tersebut tidak jelas apakah masih aktif, pensiun, atau bahkan sudah meninggal.‬ Namun, hingga saat ini, ke 120 PNS tersebut masih menerima gaji setiap bulannya. Dalam waktu dekat rencananya proses pembayaran gaji akan dihentikan, agar tidak terjadi kerugian negara.‬

‪Masalahnya, kata dia,  sistem penggajian lewat transfer seperti sekarang cukup kompleks. "Ada yang meninggal enggak segera di-record (dilapor gaji kemungkinan tetap masuk). Gajinya akan kita stop, tapi sekarang belum," katanya.‬

‪Saat ditanya tentang besaran gaji para pegawai setingkat staff, Soewarman mangatakan, gaji mereka kurang lebih Rp 2 juta. Jika diasumsikan, besaran gajinya sebesar itu, dalam satu bulan Pemprov Jabar mengeluarkan anggaran sekitar Rp240 juta untuk PNS tidak jelas.‬ Sehingga, dalam satu tahun total ada anggaran sekitar Rp2,8 miliar yang  dikirim ke PNS yang statusnya kepegawaiannya tidak jelas. Diperkirakan kejadian itu sudah berlangsung lama.‬

‪"Ini (ada 120 PNS tidak jelas) baru ketahuan pas ada E-PUNS. Tapi kemungkinan kejadiannya sudah agak lama," katanya.‬

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement