Kamis 21 Apr 2016 16:18 WIB
Hari Kartini

Ini Makna Hari Kartini Bagi Istri Ahok

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dan istrinya, Veronica Tan.
Foto: AP
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dan istrinya, Veronica Tan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mempunyai istri yang peduli tentang nasib perempuan di Ibu Kota. Perempuan bernama Veronica Tan itu menyatakan perempuan Indonesia harus mampu berkata sesuai kata hati.

Vero, demikian ia biasa disapa, mengaku banyak masalah yang melanda perempuan di Indonesia. Salah satunya, perempuan kerap selalu menurut apa kata suami atau orang tuanya. Padahal menurutnya dalam kasus tertentu perempuan harus mampu mengambil pilihan sendiri. Namun tentunya, perempuan harus bertanggungjawab atas pilihannya.

"Saya pikir perempuan harus bisa berjuang untuk kebenaran. Harusnya ini di luar gender (tanpa pikir gendernya apa), misalnya masih banyak yang di rusun-rusun sulit ikut KB (keluarga berencana) karena mesti nanya suami dulu padahal anaknya sudah dua. Nah itu yang kita fikir harus diperjuangkan, perempuan harus bisa mengatakan tidak," katanya kepada wartawan ketika merayakan Hari Kartini sekaligus peresmian bus Transjakarta khusus perempuan, Kamis (21/4).

Ia mengatakan penolakan terhadap perintah orang tua atau pun suami itu bukan berarti mengurangi rasa hormat. Namun perempuan tentunya bisa membedakan kebaikan dan keburukan bagi dirinya sendiri.

"Di zaman ini, kita perempuan, apalagi sudah menikah itu susah mengatakan tidak pada suami. Bukan berarti enggak nurut, tapi dalam hal tertentu itu kita harus perjuangkan pilihan kita dan bertanggungjawab atas pilihan itu," ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement