REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Wahyuningsih (20 tahun) ikut menjadi korban revitalisasi di Pasar Ikan atau Kampung Akuarium, RT 11, RW 4, Penjaringan, Jakarta Utara.
Pembongkaran yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membuatnya tidak masuk ke bangku kuliah selama lebih dari sepekan. "Teman-teman sudah mengetahuinya, sedangkan dosen baru sebagian," kata dia, Kamis (21/4).
Wahyuningsih menuturkan, pada hari Selasa (19/4) kemarin ia sudah masuk kuliah. Ia mengatakan, teman-temannya marah karena Wahyuningsih tidak mendapatkan rumah susun dan kompensasi dari pemprov DKI.
Ditambah tidak adanya sosialisasi mendalam antara Pemprov DKI dengan warganya sebelum pembongkaran. "Kemarin teman-teman sudah melakukan aksi turun ke jalan bersama BEM UNJ, IPB, dan sebagainya," kata dia.
Tuntutan dirinya sekarang adalah agar ada penggantian dana dari Pemprov DKI Jakarta karena dulu keluarganya memiliki rumah dan toko. Sekarang, sejak tidak ada toko, tidak ada penghasilan masuk.
Untuk membiayai kuliah, sementara ini ia masih mengandalkan tabungan sendiri. Namun, tabungan tersebut hanya dapat bertahan sekitar dua pekan. Dalam hati, dia menuturkan, ia ingin tetap dapat kuliah seperti biasa. Dari UNJ sudah dikasih keringanan sejak pendaftaran.
Namun, yang memberatkan dirinya sekarang adalah transportasi karena untuk bolak-balik ke UNJ menghabiskan uang Rp 15 ribu. "Jadi berharap ada beasiswa dari UNJ untuk transportasinya selama ekonomi keluarga belum stabil," terang dia.