REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan yang rutin mengguyur wilayah Jakarta dalam beberapa hari terakhir, menambah penderitaan bagi warga Kampung Aquarium, Penjaringan, Jakarta Utara.
Warga yang permukimannya telah digusur itu, harus berdesak-desakan di dalam bedeng sederhana yang terbuat dari triplek berukuran 3x2 meter.
Biasanya jika cuaca cerah, satu bedeng bisa ditempati lima orang mantan warga RW 4/ RT 12, Kampung Aquarium yang masih bertahan di lokasi penggusuran.
"Tapi kalau lagi hujan begini bisa 15 orang tidur di sini," ujar seorang warga Haryani, Kamis (21/4).
Haryani menuturkan biasanya kalau tidak hujan warga yang bertahan dapat tidur dimanapun sesukanya. Karena hanya bermodalkan triplek sudah dapat tidur untuk lima orang atau lebih.
Namun saat hujan turun dengan derasnya sejak Selasa (19/4) lalu, terpaksa mereka harus tidur berdempetan atau tidur di kios-kios yang belum terbongkar di sepanjang Jalan Pasar Ikan.
"Kadang kalau udah hujan kayak semalam, ada saja yang tidur di dalam lemari," ucapnya.
Haryani menerangkan di mana saja bisa tidur sambil menghadapi hujan pasti dilakukan. Hingga saat ini, belasan orang masih bertahan di ujung Jalan Pasar Ikan.
Lokasinya beseberangan jauh dengan posko kemanusiaan di atas puing bangunan. Selain itu, tak jarang dirinya melihat warga dari rusun Marunda harus kembali ke puing bangunan.
Hal itu disebabkan karena belum adanya pekerjaan tetap di sana, sehingga mengais puing-puing bangunan menjadi salah satu alternatif lainnya.
Meskipun seperti itu, Haryani mengatakan bedeng milik warga yang masih bertahan sekarang sudah cukup kuat. Karena pada hari pertama hujan Selasa (18/11) malam kemarin, atap bedeng tempat beberapa warga berkumpul sempat terbawa angin hingga terbang.
"Tapi karena sudah diperkuat dengan menumpuk asbes membuat angin kencang tidak sampai menerbangkan atap lagi. Tapi tetap saja bocor ada di mana-mana," terang wanita yang masih bertahan sejak hari pembongkaran.