REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski zaman sudah sangat maju, sosok perempuan masih kerap dijadikan sebagai objek. Tak jarang, iming-iming uang dengan mudah menjerumuskan perempuan untuk lupa berkarya.
Sebagai contoh, Sonia Wibisono mengatakan ada perusahaan yang berani mengupah SPG sesuai dengan pendek rok yang dikenakan. Semakin pendek rok yang dikenakan sebagai SPG tersebut, akan semakin besar pula bayaran yang diterima.
Pola seperti ini, Sonia mengatakan, dapat memengaruhi pola pikir remaja seperti mahasiswi untuk mendapatkan uang banyak hanya dengan mengenakan rok mini. Kesempatan mendapatkan uang dengan mudah ini tak jarang membuat para remaja perempuan memilih untuk bekerja dan meninggalkan bangku perguruan inggi yang sedang jalani.
"Mereka belum selesai kuliah tapi mereka bisa dapat uang banyak hanya dengan pakai rok mini. Itu adalah pembodohan menurut saya, pembodohan wanita," ungkap Sonia saat ditemui di Gran Mahakam Hotel, Jakarta, Kamis (21/4).
Sonia mengingatkan bahwa Raden Adjeng Kartini telah berjuang agar para perempuan Indonesia memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Dari ilmu yang mereka dapat, para perempuan Indonesia nantinya bisa kembali berperan dan memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Oleh karena itu, Sonia berpesan agar para perempuan Indonesia lebih menghargai dirinya sendiri dengan terus menuntut ilmu. Sonia tidak ingin jika perjuangan Kartini yang besar dibayar dengan mudahnya perempuan Indonesia meninggalkan pendidikan demi uang.
"Jadi wanita seperti Kartini, yang berpendidikan dan bersumbangsih untuk masyarakat, sehingga bisa memaksimalkan talenta untuk masyarakat," kata Sonia.