Kamis 21 Apr 2016 23:33 WIB

Buronan Kasus Bank Century Kembali ke Indonesia Malam ini

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Badan Intelejen Negara Sutiyoso (kiri), buronan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono (kedua kiri) dan Jaksa Agung H.M Prasetyo (kanan) tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (21/4) malam. (Republika/Raisan A
Foto: Raisan Al Farisi/Republika
Kepala Badan Intelejen Negara Sutiyoso (kiri), buronan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono (kedua kiri) dan Jaksa Agung H.M Prasetyo (kanan) tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (21/4) malam. (Republika/Raisan A

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain terpidana kasus BLBI Samadikun Hartono, Badan Intelijen Negara (BIN) juga menangkap buronan kasus Bank Century Hartawan Alwi.

Hartawan Alwi merupakan terpidana kasus Bank Century pada 2014 lalu. Ia divonis selama 14 tahun kurungan penjara. Belum sempat menjalani hukuman Hartawan melarikan diri ke Singapura dan bersembunyi dengan beragam identitas palsu selama dua tahun.

"Hari ini juga kita juga sedang menunggu kedatangan Hartawan Alwi di Cengkareng. Ia terpidana kasus Bank Century dan sudah menghilang sejak 2014," ujar Jaksa Agung, HM. Prasetyo, Kamis (21/4).

Prasetyo mengatakan pihaknya malam ini juga langsung akan melakukan pemeriksaan berantai dengan dua terpidana ini. Keduanya, setelah tiba di Indonesia baik Samadikun juga Hartawan langsung ditempatkan di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba.

Ia mengatakan Samadikun akan diverifikasi terkait vonis yang dijatuhkan Mahkamah Agung pada 2003 lalu terkait hukuman kurungan 4 tahun penjara dan denda 169 Miliyar rupiah. Sedangkan, Hartawan Alwi divonis 14 Tahun kurungan penjara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement