REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Seorang politikus Muslim di Swedia, Yasri Shamsudin Khan, belum lama ini memutuskan keluar dari keanggotaan partai politik yang ia ikuti. Keputusan tersebut dia ambil menyusul kritik yang dilontarkan sejumlah pihak karena ia beragama Islam.
Polemik muncul tatkala Khan menolak untuk berjabat tangan dengan seorang wartawati pada salah satu program yang disiarkan oleh stasiun TV setempat. Ketika itu, Khan memberi hormat kepada sang jurnalis secara simbolis dengan menangkupkan kedua tangannya di dada tanpa menyentuh perempuan itu sama sekali.
Tindakan Khan tersebut kemudian menuai banyak kritik dari publik Swedia. Tidak hanya itu, hal tersebut juga dijadikan sebagai bahan kampanye negatif oleh lawan-lawan politiknya.
“Saya tidak bisa berjabat tangan langsung dengan perempuan karena keyakinan agama saya memang tidak membolehkannya. Namun, karena itu saya kini menjadi sasaran kampanye negatif, baik dari dalam maupun luar partai,” kata Khan, di Stockholm, seperti dikutip Anadolu, Kamis (21/4).
Setelah menerima serangan kritik bertubi-tubi, Khan pun akhirnya secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari Partai Hijau Swedia pada Rabu (20/4).
Khan sebelumnya pernah digadang-gadang menjadi kandidat pemimpin di Partai Hijau Swedia. Tak hanya itu, lelaki berusia 30 tahun itu kini juga menjabat Kepala Federasi Pemuda Islam Swedia.
“Media-media mainstream Swedia dan para pemimpin redaksi mereka memublikasikan prasangka negatif mereka terhadap umat Islam hanya karena saya menolak menyentuh perempuan (yang bukan muhrim),” kata Khan lagi.