REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengungkapkan, pendahulunya Tony Abbott sebenarnya telah cukup diperingatkan sebelum akhirnya disingkirkan dari jabatannya sebagai perdana menteri Australia.
PM Turnbull memenangkan pemilihan internal Partai Liberal pada September 2015, tujuh bulan setelah Abbott selamat dari upaya pertama menggesernya dari posisi itu, sejak dia terpilih pada September 2013.
PM Turnbull, Jumat (22/4) menegaskan, dia sama sekali tidak menyesali tindakannya menggeser Tony Abbott dari posisi perdana menteri.
"Ada upaya sejak Februari tahun lalu sehingga tidak perlu diragukan lagi dia sebenarnya sudah cukup diperingatkan mengenai adanya masalah di internal partai," ujar PM Turnbull kepada radio lokal.
Hasil jajak pendapat terakhir yang dilakukan Newspoll mengungkapkan Partai Koalisi Liberal dan Nasional kini kalah dengan Partai Buruh 49 berbanding 51 persen.
PM Turnbull yang menjadikan jajak pendapat sebagai dasar untuk menggeser Tony Abbott mengatakan hasil itu selalu ketat menjelang pemilu.
"Setiap politisi sangat memperhatikan jajak pendapat," katanya. "Namun harus diingat pemilu nasional kita persaingannya selalu ketat."
Namun dia mengakui pemerintahannya menghadapi persaingan ketat menjelang pemilu yang kemungkinan digelar 2 Juli mendatang. Dia menjanjikan APBN Australia yang akan diajukan Mei nanti akan cukup adil bagi rakyat Australia.
Baca: Prince Dilaporkan Over Dosis Enam Hari Sebelum Meninggal