REPUBLIKA.CO.ID, Mainan, merupakan salah satu kebutuhan penting bagi pertumbuhan anak. Mainan berdampak pesat terhadap peningkatan tingkat kreatiftas bagi anak. Namun tingkat ekonomi rendah membuat anak Indonesia tak mampu mencukupi kebutuhannya membeli mainan. Hal itu disadari oleh perusahaan Lego, yang mengadakan donasi mainan.
Sekitar 30 anak usia sekolah dasar berkumpul di Gedung Balai Kota Jakarta pada Jumat, (22/4). Kehadiran mereka bukan untuk mengurus administratif atau pun ditemani orang tuanya. Mereka ternyata datang untuk bermain lego.
Anak-anak tersebut senang karena bisa kembali bermain dengan permainan yang sesuai untuk usianya. Salah satu anak itu, Raysa Amalie mengatakan sangat menyukai lego. Siswi kelas 1 SDN Cililitan 03 pagi itu mengaku tak sempat bermain dengan permain anak. Sebab kondisi ekonomi keluarganya terbilang memprihatinkan.
Ibu Raysa yang bernama Aisyah sudah meninggal sejak beberapa tahun lalu. Sedangkan ayahnya, Agus Supandi kini sedang sakit-sakitan. Ayahnya mengeluh sakit di bagian punggung sehingga sulit melakukan aktifitas sehari-hari. Raysa tak tahu detail penyakit ayahnya.
"Aku enggak bisa main yang kayak gini (lego) di rumah, aku enggak pernah dibeliin," kata perempuan berusia tujuh tahun itu kepada Republika.co.id, Jumat (22/4).
Raysa masih beruntung karena tak harus bekerja di usia anak. Ia mengatakan tabungan ayahnya masih mampu menopang kehidupan keluarganya. Ia menyebut ayahnya sempat bekerja di Amerika ketika ibunya masih hidup. Kala itu, ayahmya bekerja sebagai sopir taksi di negeri Paman Sam.
Namun usai ibunya meninggal, sang ayah terpaksa pulang ke Indonesia untuk merawatnya. "Ayah pas pulang ke rumah kerja jualan mie ayam. Tapi sekarang pas ayah sakit sudah enggak kerja lagi," ujar perempuan bertubuh mungil itu.
Selain Raysa, ayahnya harus menghidupi kedua kakak perempuannya yaitu Irene (kelas enam SD) dan Christina (kelas empat SD). Namun ia merasa ayahnya tak pernah mengeluh. Sayang, tingkat ekonomi yang rendah membuat ayahnya tak mampu memberikan mainan untuknya.
Selama di rumah, ia hanya bisa menonton televisi atau bermain piano. Tetapi semenjak televisinya dijual untuk biaya hidup, ia tak lagi bisa menonton di rumah. Sehingga mimpi kecil Raysa sebenarnya cukup mempunyai mainan lego agar bisa bermain di rumah bersama kedua kakaknya.
"Aku ingin punya banyak mainan di rumah, aku suka main lego ini di rumah. Aku sih mau banget dikasih mainan lego ini," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyambut baik event pembagian mainan gratis pada hampir 300 Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA). Ia menyadari pentingnya mainan bagi perkembangan kreatiftas anak. Ia menyebut mainan sebenarnya bisa dibeli menggunakan Kartu Jakarta Pintar (KJP).
“Anak-anak kecil kita sudah bermain dengan alat permainan anak-anak di Eropa. Kalau permainanannya sudah sama saya harap tingkat kreatifitasnya enggak kalah. Kita harus belajar dari bangsa-bangsa Eropa juga, mereka enggak pernah takut bersaing,” ucapnya.
Di sisi lain, Duta Besar Denmark Casper Klynge menyatakan program donasi mainan lego akan teru berlangsung. Menurutnya mainan lego yang berasal dari Denmark akan terus dibagikan sebagai bentuk promosi.
“Program ini memang bagian dari rencana jangka panjang kami. Semua RPTRA yang sudah Gubernur Ahok bangun akan dilengkapi mainan lego. Saya tidak tahu kapan gGubernur Ahok berakhir memerintah Jakarta, tapi program ini akan terus dilanjutkan,” ujarnya.