REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasona Laoly meninjau langsung Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banceuy, Kota Bandung, Jawa Barat, yang rusuh pada Sabtu (24/4) pagi.
Menteri Yasona langsung berdialog dengan para narapidana yang sudah diamankan di gedung khusus. Salah satu dialognya membahas usulan dari narapidana agar tidak menggelar kericuhan lagi.
Salah satunya adalah permintaan adanya fasilitas telepon di Lapas. Seorang warga binaan dari dalam jeruji besi mengatakan ingin disediakan fasilitas telepon di blok agar dapat berkomunikasi dengan keluarga. "Usul pak, blok difasilitasi telepon dari luar," kata salah seorang warga binaan dari dalam tahanan Lapas Banceuy, ketika berdialog dengan Yasona.
Yasona menyambut baik usulan telepon di dalam blok tahanan para narapidana. Dengan syarat tidak membawa telepon seluler yang kerap dilanggar warga binaan."Oke tapi janji jangan masukan handphone ke dalam. Nanti dituduh mengedarkan narkoba," kata Yasona di Lapas Banceuy, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/4).
Menurut dia, narapidana berhak berkomunikasi dengan keluarganya. Tentunya tetap dengan pengawasan ketat. Namun usulan ini masih akan dibicarakan untuk direalisasikan. Yasona mengaku pihaknya bertanggungjawab melindungi para warga binaan.
Setelah usulan ditampung, Yasona mengimbau para tahanan agar tidak mudah terprovokasi. Dia meminta para napi berlaku baik selama di lapas agar tidak terjadi kerusuhan yang dapat menyebabkan korban."Biar kami yang berjuang untuk hak kalian. Kami yang sampaikan. Kalian harus bantu dengan berbuat baik di dalam Lapas," ujarnya kepada warga binaan.
Warga binaan sebelumnya menyebutkan meminta perbaikan fasilitas di dalam lapas. Termasuk pelatihan dan pendidikan. Pascakerusuhan, Yasona langsung meminta penyelidikan. Terutama atas kematian salah seorang narapidana yang dilaporkan gantung diri di dalam ruang isolasi.