REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi, Yuddy Chrisnandi menolak menjadi Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran periode 2016-2020 lantaran kesibukannya sebagai pembantu Presiden di Kabinet Kerja.
Hal tersebut diutarakan Yuddy setelah terhentinya perhitungan suara pemilihan Ketua Umum IKA UNPAD yang mengalami "deadlock" karena kelebihan 59 suara.
"Saya tidak bersedia menjadi Ketua Umum IKA UNPAD, paling tidak untuk jangka waktu dua tahun ke depan mengingat kesibukan tugas sebagai pembantu Presiden," ujar Yuddy melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (23/4).
Yuddy selaku alumni Fakultas Ekonomi UNPAD Angkatan 1986 merupakan salah satu kandidat dalam ajang kontestasi pemilihan Ketua Umum IKA UNPAD bersama kandidat lainnya yakni alumni Fakultas Sastra UNPAD Angkatan 1986 Hikmat Kurnia.
Pada pekan lalu, penghitungan suara antara dua kandidat itu dihentikan karena ada selisih 59 suara yang belum dihitung yang melampaui jumlah Daftar Pemilih tetap (DPT).
Kala itu perolehan suara keduanya saling berkejaran, hingga selisih 16 suara di kotak ke-9. Panitia menghentikan penghitungan pada kotak ke 10 karena jumlah suara sudah melampaui DPT.
Jika dilanjutkan, Hikmat Dan Yuddy memiliki peluang yang sama untuk unggul. Atas keputusannya keluar dari kontestasi pemilihan Ketua Umum IKA UNPAD, Yuddy pun menyampaikan simpati dan dukungannya kepada Hikmat Kurnia.
"Saya bersimpati kepada saudara Hikmat Kurnia untuk diberikan kesempatan peran pengabdian sebagai Ketua Umum IKA UNPAD," ujar dia.
Yuddy menyatakan kesiapannya untuk membantu dan memberikan pengabdian bagi kemajuan almamater UNPAD, tanpa harus duduk dalam struktur organisasi IKA UNPAD.