REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken memuji daya saing pengusaha Indonesia. Blinken menilai pengusaha nasional sangat inspiratif dan inovatif dalam mengembangkan bisnis. “Saya bertemu sejumlah pengusaha muda Indonesia. Mereka sangat menginspirasi, inovatif,” ujar Blinken saat berdiskusi dengan Republika dan sejumlah awak media di Kantor Kedutaan Besar AS di Jakarta, Jumat (22/4).
Blinken percaya pengusaha muda Indonesia tidak saja akan memberi pengaruh positif bagi bangsa ini. Namun juga bagi kawasana di ASEAN dan juga dunia. Dia berharap pemerintah Indonesia memberi dukungan kepada mereka. “Ide-ide mereka tidak saja dapat mengubah Indonesia, namun juga kawasan dan bagian dunia lainnya,” ujar Blinken.
Blinken melakukan lawatan singkat ke Indonesia. Selama di Indonesia, Blinken bertemu sejumlah pejabat senior termasuk Wakil Menlu AM Fachir. Sebelum ke Jakarta Blinken sempat berkunjung ke Tokyo, Hanoy, dan Seoul.
Blinken juga datang membawa sejumlah pesan penting dari Presiden AS Barack Obama terkait hubungan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik. “Seperti dalam kunjungan lainnya, saya ingin menyampaikan komitmen Presiden Barack Obama untuk lebih terlibat dengan Asia Pasifik," katanya.
Sejumlah isu yang dibahas dalam kunjungan ini meliputi tantangan kawasan dan global, hubungan ekonomi, keamanan, maritim, investasi, perubahan iklim, polemik Laut Cina Selatan, hingga perkembangan Korea Utara. Blinken menyatakan AS berkomitmen memperkuat kerja sama dengan ASEAN.
Mengenai Laut Cina Selatan, Blinken menekankan pentingnya kebebasan navigasi dan penyelesaian damai. Dia mengatakan setiap negara harus mengambil langkah positif dengan menghentikan reklamasi, pembangunan, dan militerisasi di kawasan itu.
Blinken mengakui AS tidak memiliki hak klaim atas kawasan Laut Cina Selatan. Namun dia mengatakan AS memiliki kepentingan dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan tersebut. “Kami yakin kekhawatiran ini juga dirasakan negara lain termasuk Indonesia,” ujarnya.
Penyelesaian Laut Cina Selatan harus lewat perdamaian, dan bukan koersif. AS, kata Blinken, mendukung penyelesaian jalan damai lewat arbritrase. “Kita akan menghormati apapun keputusan Pengadilan Arbritase,” katanya.
Blinken menambahkan negaranya akan terus mendukung Indonesia memberantas terorisme. Dia berpandangan kerjasama AS dan Indonesia dalam memberantas terorisme telah berjalan baik. “Kerja sama kami dalam bentuk penyediaan perlengkapan, saling berbagai data informasi, pelatihan untuk para jaksa dan hakim,” katanya.