REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Dua serangan bom mobil yang terpisah di Baghdad, Irak yang menargetkan pasukan keamanan, Sabtu (23/4) menewaskan sedikitnya sembilan jiwa. Sumber polisi mengatakan, angka kematian akibat insiden ini bisa meningkat.
Bom menghantam sebuah pos pemeriksaan keamanan di distrik al-Husseiniya utara, menewaskan sembilan jiwa. Kemudian serangan kedua menargetkan konvoi militer di Arab al-Jabour, di pinggiran selatan Baghdad.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang juga telah melukai sedikitnya 39 orang tersebut. Tetapi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) rutin melakukan serangan di ibu kota Irak, termasuk satu serangan pada Jumat (22/4) di sebuah masjid Syiah.
Pemerintah Irak telah merebut kembali beberapa kota besar dari tangan ISIS pada tahun lalu. Secara perlahan, pemerintah Irak memukul mundur militan kembali ke perbatasan Suriah.
Kondisi keamanan telah berangsur-angsur membaik di Baghdad. Namun, serangan-serangan bom terhadap pasukan keamanan dan daerah komersial atau permukiman Syiah masih menjadi kejadian biasa.
Munculnya kelompok garis keras Sunni yang berjuang melawan pasukan pemerintah telah memperburuk konflik sektarian lama berjalan. Sebagian besar antara Syiah dan Sunni, yang muncul setelah invasi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) pada 2003.