REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Persatuan Guru Pengajian Indonesia (Perguji) telah bertekad untuk meningkatkan taraf kesejahteraan guru-guru pengajian di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu visi utama Perguji ketika resmi didirikan pada 2010 lalu.
Ketua Umum Perguji Anas Nasuha mengaku, kondisi kesejahteraan dan guru-guru pengajian di Indonesia memang belum sampai pada tingkat yang cukup layak. “Kondisi (kesejahteraan) guru-guru ngaji, kalau untuk layak, secara mayoritas, belum lah,” kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (24/4).
Padahal, lanjut dia, para guru pengajian yang telah tergabung dalam Perguji membawa jamaah yang cukup banyak. “Dan ternyata mereka, seperti di Garut, misalnya, sudah mempraktikkan industri rumahan dalam bidang kulit yang luar biasa hasilnya. Tapi masih menggunakan merek (dagang) asing, bukan sendiri,” ucap Anas menerangkan.
Karena itu, ia akan berupaya menjalin kerja sama dengan pemerintah dan lembaga terkait, agar dapat mengayomi usaha-usaha yang telah ditekuni para guru pengajian di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan, agar para guru pengajian dan jamaahnya, tidak hanya menjadi budak semata.
“Sebab itu kan kreativitas guru ngaji dan jamaahnya. Kami ingin mereka membuat produk sendiri dengan merek dagang sendiri,” ujarnya.
Selain berupaya menjalin kerja sama dengan pemerintah, Perguji juga akan membentuk koperasi di sejumlah kabupaten di Indonesia untuk para anggotanya di daerah. Dalam masa mendatang, kata Anas, koeperasi itupun akan diusahakan menjadi koperasi nasional Perguji.