REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Acara Camp Da'i Muda ke-V yang diselenggarakan Nurul Fikri Boarding School Lembang pada 22-24 April 2016 sukses digelar. Lewat gelaran ini ditetapkan juara-juara dari berbagai lomba yang diadakan.
Bukan hanya sekadar mencari juara, acara ini menjadi ajang santri di seluruh Indonesia mendapatkan pengalaman dan pelajaran berharga. Mulai dari menjalin pertemanan dan ilmu yang memang ditanamkan selama acara berupa materi-materi keislaman.
Santriwati asal Pesantren Umul Quro' Tasikmalaya, Indah Nurlaili (13 tahun) mengungkapkan keseruannya mengikuti Camp Da'i Muda kali ini. Banyak pengalaman dan teman baru yang didapatkannya melalui keikutsertaannya.
Sebagai siswi kelas VIII, Indah merasa menjadi perempuan harus lebih berani. Terutama dalam memperjuangkan Islam ke depannya. "Pelajaran yang didapat membuat aku harus lebih berani sebagai perempuan dalam memperjuangkan Islam di masa depan mulai dari sekarang," kata Indah kepada Republika, di Nurul Fikri Boarding School Lembang, Jawa Barat, Ahad (24/4).
Pelajaran ini didapat ya setelah mendapatkan pengetahuan mengenai pejuang Solahuddin yang memang menjadi tujuan Camp Da'i Muda ini dalam mencari The Next Shalahuddin. Lewat kisah Shalahuddin yang dipaparkan, peserta mengerti betapa perjuangan beliau dalam memajukan Islam.
Menurut dia, Shalahuddin al Ayyubi merupakan panglima besar yang sangat berani dan kuat dalam membela Islam. Tokoh ini patut ditiru oleh generasi Muslim saat ini."Mau menjadi pejuang Islam untuk kedepannya," ucapnya.
Ketua Steering Comite (SC) Camp Da'i Muda Nurul Fikri Boarding School Ustad Fourit Rahmatullah mengatakan tujuan acara yang telah digelar lima kali ini memang ingin menyiapkan calon pemimpin masa depan. Pemimpin yang berani memperjuangkan peradaban Islam di masa depan.
"Intinya kita membuat suatu narasi besar menyiapkan calon pemimpin masa depan. Melihat kondisi saat ini di mana degradasi moral banyak tejadi pada masyarakat dan pemimpin saat ini," kata Fourit.
Menurut dia, degradasi moral diartikan banyak masyarakat yang mulai apatis dan melakukan perilaku jauh dari tuntunan agama. Sehingga lewat ajang ini diharapkan dapat menanamkan karakter yang berakhlak soleh dan cerdas dalam berkemimpinan.
Usai mengumpulkan santri dari berbagai pelosok Indonesia, Pembina OSIS Nurul Fikri ini juga mengatakan ke depannya akan membentuk sebuah perhimpunan pemuda dan pelajar muslim Indonesia. Isinya merupakan pemuda Muslim yang akan menggalang solidaritas seluruh pemuda di Indonesia mengenai isu Islam saat ini.
Kata dia, Islam saat ini dinilai harus diperjuangkan mulai dari generasi muda Muslim. Pasalnya berbagai isu negatif menerpa Islam yang menjadikan ketakutan akan Muslim di seluruh dunia.
"Tujuannya menggalang solidaritas seluruh pemuda islam terkait isu yang terjadi kepada umat Islam. Isu dimana umat Islam disudutkan. Dalam hal ini kita ingin menyiapkan kualitas pada generasi Muslim sejak dini," ujarnya.
Pada ajang ini, 10 perlombaan digelar. Di antaranya Muhadhoroh, Speech, Orasi, MHQ, Nasyid, Ranking Satu, hingga Fotografi dan Film pendek. Total hadiah sebesar Rp 60 juta. Selain lomba, acara ini juga diisi pemberian materi keislaman.