REPUBLIKA.CO.ID, KILIS -- Sebuah roket menghantam permukiman kumuh di Kilis, Turki. Kilis adalah kota yang berbatasan dengan Suriah. Roket ini menyebabkan satu orang tewas dan 26 lainnya luka-luka. Kejadian ini satu hari setelah pemerintah Turki berjanji melindungi pemukiman tersebut dari serangan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Di hari yang sama dua roket menghantam sebuah masjid yang menyebabkan satu orang tewas dan sepuluh lainnnya terluka. Masjid tersebut terletak 100 meter dari gedung Gubernur saat Wakil Perdana Menteri Turki Talcin Akdogan sedang melakukan pertemuan.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk sebelumnya akan datang ke Kilis pekan lalu. Namun lokasi dan waktu kunjungan berubah. Pada Sabtu (23/4) Merkel mengatakan ia akan mendirikan "zona aman" untuk pengungsi Suriah.
"Saya menyerukan warga untuk tetap tenang, kami akan ambil semua langkah, sayangnya kami tidak mempunyai otoritas di seberang perbatasan,"kata Akdogan dalam konferensi pers, Ahad (24/4).
Akdogan mengatakan langkah-langkah tersebut akan diumumkan setelah rapat kabinet pada Senin (25/4). Di daerah Suriah yang berbatasan dengan Kilis sudah dikuasai oleh ISIS. Dalam beberapa pekan terakhir Kilis sudah hujani roket. Pada Jumat (22/4) dua orang tewas dalam serangan di dalam kota.
Sebelumnya warga berkumpul di tempat roket menghancurkan pemukiman. Mereka menyerukan Gubernur untuk mundur dan meneriakan slogan anti-pemerintah. Polisi huru-hara pun hadir dalam demostrasi tersebut tapi tidak ada bentrokan yang terjadi.
"Aku tidak bisa tidur, anak saya terbangun dengan mimpi buruk, ia tidak bisa tidur. Kami tidak aman di sini. Kami takut untuk tinggal di rumah kami,"kata salah seorang warga Ayse (46). Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengujungi Gaziantep, kota terdekat dari Kilis. Ia berjanji akan melakukan semua langkah yang dilakukan untuk menghentikan serangan roket.
Pemerintah Turki mengatakan ISIS menembakan roket mereka dengan kendaraan bermotor. Tentara Turki kesulitan menembak target yang bergerak. Para pejabat mengatakan Turki mungkin akan memanggil sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat untuk melawan ISIS di perbatasan.
Tapi kesabaran penduduk Kilis sudah habis. Mereka merasa frustasi dengan ketidakmampuan pemerintah melindungi mereka. "Saya ingin Gubernur mengundurkan diri,"kata salah seorang penduduk Murat.