REPUBLIKA.CO.ID, BATA -- Penduduk Equatorial Guinea melakukan pemilihan presiden pada Ahad (24/4) dengan salah satu kandidat adalah presiden incumbent, Teodoro Obiang Nguema Mbasogo. Dia adalah presiden dengan jabatan terlama di Afrika karena sudah enam kali memenangkan pemilu.
Jika Obiang menang lagi, maka ini akan jadi jabatan ketujuhnya sebagai presiden. Para pemimpin oposisi dan kelompok masyarakat sipil memboikot pemilihan tersebut dan menyebutnya tidak kredibel.
Obiang memenangkan enam pemilu sebelumnya yang juga diboikot oposisi. Hasil pemungutan suara mulai dihitung pada pukul sembilan malam waktu setempat. Hasil akhir diperkirakan muncul pada hari ini.
Presiden yang kini berusia 73 tahun itu sudah memimpin selama 37 tahun. Ia memperoleh jabatan presiden pertama setelah menggulingkan kepemimpinan pamannya. Obiang dituduh sebagi salah satu pemimpin paling korup di dunia.
Obiang juga dituding gagal mendistribusikan hasil kekayaan minyak secara merata ke seluruh populasi Guinea yang berjumlah 700 ribu orang. Menurut kalangan yang hidup di perkampungan kumuh, uang-uang itu mengalir ke keluarga Obiang dan lingkaran dalam pemerintahannya.
Menurut Laporan Pengembangan Manusia PBB tahun 2014, Guinea adalah negara dengan GDP per kapita tertinggi di antara negara Afrika lain, yakni sekitar 37 ribu dolar AS. Namun menempati rangking 144 diantara 187 negara dalam Indeks Pengembangan Manusia untuk sosial dan ekonomi.
Hasilnya, Guinea sejauh ini menjadi negara dengan gap terbesar di dunia antara dua parameter di atas. Kontributor Aljazirah, Haru Musata mengatakan, banyak orang di sana masih hidup dalam kondisi miskin, frustasi dan menganggur.
Dalam pemilu 2009, Obiang memenangkan 97 persen suara. Partainya, Democratic Party of Equatorial Guinea juga selalu menang dalam pemilu parlemen.