REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- PT Semen Indonesia di Tuban, Jawa Timur, menyatakan lingkungan di sekitar kawasan ring I di 26 desa di Kecamatan Kerek, Jenu dan Merak Urak, tidak bermasalah, apalagi mengakibatkan kematian warga.
"Lingkungan PT Semen Indonesia di Kerek, Tuban, tidak pernah bermasalah, sebab selalu dipantau secara rutin sejak pabrik berdiri," kata Kabiro Humas dan CSR PT Semen Indonesia Wahyu Darmawan, Senin (25/4).
Ia menyampaikan hal itu, menanggapi permasalahan meninggalnya warga Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, yang masuk ring I PT Semen Indonesia di daerah setempat.
Lebih lanjut ia menjelaskan kualitas udara, temperatur, juga gas buangan di kawasan ring I, juga dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Tuban, dan BLH Provinsi Jawa Timur. Ia memberikan contoh bahwa hasil pengukuran emisi yang sudah berjalan selama ini selalu di bawah ambang batas yang diperbolehkan sebesar 80 milligram/meter kubik.
"Hasil pengecekan temperatur, juga air, di kawasan ring I, selama ini hasilnya juga di bawah ambang batas," ucapnya, menegaskan.
Di kawasan setempat juga terpasang peralatan yaitu electrostatic precipilator (EP), yang berfungsi menangkap debu dengan partikel debu mencapai 99,84 persen. Selain itu, juga bag filter (BF), yang berfungsi memisahkan partikel kering yang ikut terbawa dalam gas buang.
"Kalau memang alat deteksi itu menangkap sesuatu yang melebihi ambang batas yang ditentukan, maka kegiatan pabrik harus dihentikan," ucapnya.
Kepala Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Tuban Sunandar, sebelumnya, menjelaskan bahwa warganya yang meninggal dunia bukan 61 warga, sebagaimana yang diberitakan media massa, tapi sebanyak 33 warga. Sebanyak 33 warganya, yang meninggal dunia itu, lanjut dia, kurun waktunya bukan dalam waktu sebulan, tetapi selama empat bulan, sejak Januari sampai April.
"Warga di desa kami yang meninggal dunia itu, sebagian besar sekitar 80 persen usianya, di atas 60 tahun," ucapnya.
Oleh karena itu, ia menganggap kematian warga di desanya wajar, bukan pengaruh kualitas buruk yang disebabkan keberadaan PT Semen Indonesia di Tuban.
"Kalau dihitung rata-rata jumlah warga yang meninggal dunia sekitar delapan warga per bulannya. Jarak desa kami dengan pabrik sekitar 3 kilometer," ujarnya.