REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyarankan agar Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway untuk bergabung dengan PT Transjakarta. Ia menuding bus APTB kerap menaikan dan menurunkan penumpang seenaknya.
"Makanya saya katakan, APTB manapun, kalau anda enggak bisa bersaing dengan kami, kamu ikut kami aja deh supaya enggak bikin kacau. APTB suka naik-turunkan penumpang di lampu merah. Capek kita," keluhnya kepada wartawan, Senin (25/4).
Pria yang akrab disapa Ahok tersebut mengeluhkan bus APTB yang juga kerap melaju terlalu ngebut atau terlalu lambat. Alhasil, penumpang pun malah dirugikan karena jadwal ketibaan bus tak bisa diprediksi.
"Dia ngambil untung. kadang mau ngebut, kadang enggak ngebut. Pas lagi siang, enggak ada penumpang enggak mau jalan. Kalau orang naik kendaraan umum kan gini, yang kamu butuhkan kepastian jam berapa," ujarnya.
Sebagai informasi, bus Transjabodetabek yang dikelola oleh PPD dan TransJakarta sudah mempunyai rute baru yang mampu mencapai ke kota penyangga, seperti Bekasi dan Depok, Jawa Barat. Sedangkan APTB juga melayani penumpang dari kota penyangga menuju Jakarta dan sebaliknya.
Ahok menjanjikan pembayaran penumpang APTB akan menggunakan subsidi agar lebih murah. Terlebih, sistem pembayaran rupiah perkilo meter juga akan diberlakukan. Sehingga tarif 3.500 rupiah bagi penumpang bisa terpenuhi.
"Bukan menggantikan, istilahnya sekarang, Transjabodetabek fungsinya kan kayak APTB. Bayarnya juga sama, cuma [Transjabodetabek] dipegang pemerintah PPD dan ini [APTB] dipegang swasta. Lalu sekarang kami bilang, ikut kami saja tiga ribu lima ratus sampai ke ujung jadi murah. Tapi kan mereka enggak sanggup, nah kami bayar dengan rupiah per kilometer," ucapnya.
Diketahui, mulai hari ini PT Transportasi Jakarta membuka enam rute bus baru yang melalui kawasan Bekasi dan Depok, Jawa Barat. Semua rute baru tersebut akan terhubung dengan koridor dan halte Transjakarta.
Keenam rute bus baru itu adalah Bekasi MM-Bundaran HI, Bekasi MM-Tanjung Priok, Bekasi Timur-Grogol, Lebak Bulus-Kota, TU Gas JIEP-Lebak Bulus dan Manggarai-Universitas Indonesia (UI).