REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentrok terjadi di Distrik Gika dan Panaga, Kabupaten Tolikara, Papua pada 8 dan 9 April lalu karena pembagian dana Rencana Strategi Pembangunan Kampung (Respek). Satu orang tewas dan puluhan luka-luka.
Karopenmas Polri, Brigjen Agus Rianto justru membantah atas peristiwa tersebut. Agus mengaku sudah mengecek kepada Polda Papua dan Polres Tolikara. "Sudah kita kroscek kepada Kapolda Papua maupun Kapolres Tolikara bahwa informasi tersebut tidak benar," ujar Agus, di Mabes Polri, Senin (25/4).
Agus menjelaskan, memang polri mendapatkan informasi dari masyarakat mengenai ditemukannya satu mayat laki-laki pada 9 April bernama Dekimus Wanimbo. Dekimus merupakan pegawai negeri sipil di Dinas Kependudukan Tolikara.
Anggota Polres Tolikara baru tiba di lokasi ditemukannya mayat tersebut pada 16 April. Lamanya aparat sampai ke lokasi mayat karena kondisi geografis yang sulit. Ia menegaskan, setelah peristiwa tanggal 9 April, tidak ada kerusuhan apapun di Tolikara.
Polisi telah melakukan langkah penyidikan mengungkap kematian tersebut. Lima saksi telah diperiksa di antaranya Camat dan pihak keluarga. "Kami tegaskan tidak ada kejadian kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa baik meninggal maupun korban selama bulan April," kata Agus.
Agus juga menuturkan bahwa yang disampaikan pihal Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Tolikara, Feri Kogoya tidak benar. Agus mengaku, Kapolres Tolikara langsung mengkonfirmasi kepada Feri.
Sebelumnya, Dirjen Politik dan Pemerintah Umum Kementerian Dalam Negeri, Soedarmo membenarkan peristiwa tersebut. Soedarmo juga membenarkan bentrok tersebut terjadi karena pembagian dana Respek.