REPUBLIKA.CO.ID, Kematian musisi Prince membuat dunia berduka dan kehilangan. Penyelidikan pun sempat dilakukan untuk mengetahui penyebab Prince meninggal di dalam lift.
Para detektif mengumumkan bahwa sebelum meninggal Prince tidak tidur lebih dari enam hari berturut-turut. Padahal, di waktu yang sama Prince juga mengonsumsi obat penahan sakit yang menyebabkan rasa kantuk. Total waktu Prince terjaga sebelum ia 'tertidur' untuk selamanya ialah 154 jam.
Adik ipar Prince, Maurice Phillips, telah membenarkan fakta bahwa Prince tidak tertidur selama enam setengah hari sebelum ditemukan meninggal di dalam lift. Pria yang menikahi adik Prince, Tyka Nelson, ini mengatakan bahwa ia bersama dengan Prince pada minggu lalu.
"Dia bekerja selama 154 jam penuh. Ia merupakan kakak ipar yang baik," ungkap Phillips satu hari setelah Prince dikremasi.
Para teman Prince menilai kematian Prince diakibatkan oleh pemberian resep obat penahan sakit yang melebihi ambang batas. Meski obat penahan sakit ini menyebabkan rasa kantuk, dalam beberapa kasus esktrim diketahui bahwa obat tersebut justru membuat penggunanya tetap terjaga. Terlebih, jika pengguna obat penahan sakit tersebut mengonsumsi obat-obatan lainnya.
Para detektif juga menemukan beberapa obat dengan resep dokter saat menyelidiki kematian Prince. Dari temuan tersebut, para detektif ingin menyelidiki dari mana Prince bisa mendapatkan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter tersebut.
"Rekam medis Prince terdapat dalam daftar teratas para detektif ketika menyelidiki penyebab kematian beliau," ungkap pihak kepolisian.
Meski polisi enggan berkomentar, para teman Prince menduga ada sosok dokter yang bertanggung jawab dalam kematian Prince. Teman-teman Prince menduga jika dokter tersebut ialah Dr Conrad Murray, yang juga disalahkan atas kematian Michael Jackson pada 2009 lalu.
(Baca Juga: Jenazah Prince Dikremasi di Minnesota)
Ikuti Whatsapp Channel Republika