REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Terpidana kasus bom Bali I Ali Imron meminta para pejabat di Tanah Air menunjukkan akhlak yang baik dengan menjauhkan diri dari perilaku korup. Ali Imron mengingatkan, buruknya akhlak pejabat Muslim justru dapat membuat kelompok ekstremis berbuat aksi terorisme.
"Saya juga berharap para pejabat agar menunjukkan akhlak yang baik, sebab jika pejabat muslim nunjukkan perbuatan korupsi atau kezaliman, hal itu bisa menjadi alasan kaum ekstrem untuk melakukan aksi." tegasnya saat menjadi pembicara dalam seminar yang bertajuk "Generasi Penerus Bangsa Bersinergi Mendukung Program Pemerintah: Dalam Rangka Kontraradikal dan Deradikalisasi demi Mencegah Instabilitas serta Menjaga Keutuhan NKRI", Senin (25/4).
Untuk masyarakat Muslim di Tanah Air, Ali Imron mengimbau agar mereka tak keluar dari naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ali Imron hadir bersama Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek yang juga berstatus sebagai terpidana bom Bali I. Mereka menjadi pembicara dalam rangka program deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Komandan Menwa Mahasurya Jatimu A El Zam Zami. mengakui untuk mengundang dua terpidana teroris itu datang ke sebuah kegiatan tentu tak mudah. Tanpa disangka, dia menjelaskan, hal itu bisa diurus dalam tempo antara tiga sampai empat pekan. "Kami koordinasi dengan Brimob. Mereka bilang ke kami bisa bantu (berhubungan dengan) Jakarta. Untuk mengeluarkan mereka juga tidak gampang," tambah dia.
Ia mengaku jika panitia juga sudah memperhitungkan akibat-akibat lain dari hadirnya dua narasumber tersebut, misalnya penyerangan dari kelompok radikal yang menyebut Ali Imron dan Umar pengkhianat.