REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Terpidana teroris Bom Bali I Ali Imron, selama ini ternyata mengelola website pribadi dari balik penjara. Menurut pria yang sempat menimba ilmu militer di Afganistan ini, aktivitasnya di dunia maya telah mendapat persetujuan pihak kepolisian.
Situs yang beralamat www.aliimron.com tersebut menjadi media menuangkan opininya seputar dunia Islam dan upaya memberantas terorisme. Menurut Ali, tulisan-tulisan yang diunggah di websitenya bertujuan untuk memberi informasi seputar bahaya terorisme. Anggota Jamaah Islamiyah ini mengaku ingin memberi pencerahan kepada masyarakat luas agar tak terjerumus jihad yang salah.
Ali melihat selama ini teroris dan gerakan radikal bisa menyebarkan ideologinya dengan bebas."Maka saya sebagai orang yang sudah pernah tahu dunia itu memberi informasi agar masyarakat tidak tersesat," katanya usai menjadi pembicara dalam seminar penanggulangan terorisme di Malang, Senin (25/4).
Pria kelahiran Lamongan itu cukup aktif mengunggah tulisan di situs pribadinya. Menilik konten websitenya, tulisan pertama diunggah pada 30 Maret 2012. Dalam situs yang didominasi warna biru dan hijau itu Ali juga menjelaskan perbedaan antara Jamaah Islamiyah dan ISIS. Terakhir, ia mengunggah tulisannya pada 7 April 2016.
Menurut Ali, orang tua harus mengawasi aktivitas anak dalam memanfaatkan gawai. Kelompok radikal seperti ISIS saat ini semakin masif mengampanyekan gerakannya lewat sosial media. "Gambaran kasarnya, teroris dapat menjadikan anak sebagai 'pengantin' dalam waktu dua jam saja,"kata dia.