REPUBLIKA.CO.ID, BENGKALIS -- Pembantu rumah tangga Maria Imelda (21), mengalami siksaan dari majikannya karena menolak mandi 12 kali per hari di Desa Sungai Selari, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
"Benar kami menerima laporan dari warga tentang adanya kekerasan terhadap salah seorang pembantu rumah tangga di Desa Sungai Selari," kata Kapolsek Bukit Batu Kompol Sugeng saat dikonfirmasi, Selasa (26/4).
Kompol Sugeng mengatakan anggotanya langsung menggeledah rumah pasangan Herman alias Tong Lee dan Wati alias Bian, yang mempekerjakan perempuan asal Nusa Tenggara Timur ini.
Maria disiksa majikannya dengan disirami air pembersih lantai karena menolak disuruh mandi hingga berulang kali dalam sehari. Ia dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas setempat.
Kompol Sugeng mengatakan kejadian terjadi pada Senin malam (25/4) sekitar pukul 19.30 WIB. Saat ini korban dirawat di Puskesmas Sungai Pakning, sedangkan kedua majikannya sudah diamankan di Mapolsek untuk diproses lebih lanjut.
Kondisi Maria cukup mengenaskan. Ia terbaring di ruang UGD, dengan kondisi kedua belah telapak kaki korban dibaluti perban. Namun ia masih bisa menceritakan kekejaman majikannya itu.
"Saya dipaksa mandi bekali-kali oleh majikan perempuan, padahal saya sudah mandi. Dia takut rumahnya kotor, hanya karena tangan saya sewaktu membersihkan ruang tengah dalam keadaan gatal, dia langsung memaksa saya mandi," ungkap Maria.
Ia mengatakan, selain dipaksa mandi, majikan laki-lakinya mencekik lehernya sambil menyeretnya ke kamar mandi, hingga memar dan lebam sampai terguling di dalam kamar mandi.
Sedangkan istrinya, Wati, juga ikut menyiksa dengan menyiram kakinya dengan air pembersih lantai.
"Saya sudah menjerit dan menangis minta tolong, tapi kedua majikan saya tidak peduli malah semakin kuat menyiksa, ini bukan kali pertama saya disiksa, saya sudah berkali-kali disiksa dirumah itu, bahkan anehnya terkadang saya disuruh mandi sampai 12 kali dalam satu hari karena mereka beralasan takut rumahnya kotor," katanya.
Maria mengaku, selama ia bekerja di rumah pasangan Herman dan Wati dirinya tidak pernah diberikan gaji yang dijanjikan sebesar Rp 2,5 juta. Padahal ia dipaksa bekerja dari pagi hingga tengah malam.
Bahkan, ia mengaku pernah pernah dipaksa membersihkan rumah dari pagi hingga pagi.