REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FHB Soelistyo menyatakan potensi kecelakaan di perairan laut dan sungai di Kalimantan Barat termasuk tinggi.
"Kami secara bertahap terus meningkatkan kemampuan SDM dan peralatan pendukung dalam menunjang untuk melakukan rescue (pencarian dan penyelamatan) kalau ada kecelakaan, baik di laut dan di sungai," kata Soelistyo saat membuka Rakorsarda, pelatihan potensi dan media gathering di Pontianak, Selasa (26/4).
Ia menjelaskan dalam waktu dekat Basarnas akan membangun siaga SAR atau setingkat pos di Kabupaten Sintang, guna mendukung atau mempercepat kalau terjadi kecelakaan di sepanjang Sungai Kapuas untuk wilayah timur Kalbar.
"Apalagi sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan dan Kalbar termasuk wilayah ALKI I, sehingga kami harus memberikan jaminan keselamatan bagi siapa saja yang melewatinya," kata Soelistyo.
Untuk wilayah Kalbar, secara bertahap Basarnas terus melakukan penambahan peralatan pendukung, mulai dari kapal penyelamatan dan sarana pendukung lainnya.
"Kami juga akan mengganti jenis kapal penyelamat dari bahan fiber menjadi bahan aluminium sehingga akan tahan dalam menghadapi gelombang saat melakukan pencarian dan penyelamatan terhadap korban kecelakaan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Kepala Basarnas menyatakan, saat ini kemampuan SAR (Search and Rescue) Indonesia masuk peringkat tujuh di dunia.