REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Lima warga Pentadio Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo yang diduga kena antraks kulit, masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan di laboratorium Maros, Sulawesi Selatan. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Arfan Boludawa, Selasa (26/4) mengatakan, hingga saat ini melalui gejala klinis sudah lima orang menjadi terduga anthrax yang terjangkiti dari ternak sapi yang sebelumnya menderita penyakit itu.
"Antraks kalau ke manusia yang kena kulit, sebanyak dua orang. Awalnya gatal, kemudian seperti melepuh dan berwarna hitam," kata Arfan.
Ia mengatakan untuk temuan kasus pertama manusia terjangkit penyakit itu, korban sebagai pemilik ternak sapi dan menyembelih. Kemudian ia mengolah daging dari hewan yang sakit dan terduga antraks. "Untuk terduga lainnya yaitu dua ibu hamil, mereka sempat mengolah dan mengonsumsi daging kerbau yang diperoleh dari korban pertama," ungkap Arfan.
Ia menambahkan, kedua warga tersebut dicurigai terkena antraks karena sudah mengalami gejala demam, sakit kepala dan gangguan pernafasan. Selain itu, ada bayi berusia enam bulan. Dia mengalami kejang dan diare hebat. "Memang di rumahnya ada yang mengolah dan mengonsumi daging tersebut, namun kami masih mendalami hal ini," tutup Arfan.
Di kabupaten Gorontalo, sekitar 40 ekor lebih hewan ternak seperti sapi dan kerbau yang mati karena sakit dan diduga terkena bakteri antraks.