REPUBLIKA.CO.ID, CHERNOBYL -- Ukraina menggelar peringatan 30 tahun kecelakaan Chernobyl, Selasa (26/4). Sirine dibunyikan di saat yang sama reaktor meledak untuk pertama kalinya. Kecelakaan ini menjadi bencana nuklir terparah dalam sejarah tenaga nuklir.
Reaksi yang tidak terkendali menghancurkan reaktor dan merilis jutaan materi radioaktif ke udara. Terbang hingga perbatasan, ke Rusia, Belarius dan seluruh Eropa.
Keluarga korban yang tewas dalam kecelakaan menyalakan lilin di sejumlah gereja, termasuk di ibukota Kiev dan Slaviutych, kota yang merupakan rumah pekerja di reaktor.
"Tragedi ini akan tetap bersama kami hingga akhir hidup kami. Kami tidak bisa melupakannya," kata Vasyl Markin. Ia bekerja di Chernobyl saat tragedi terjadi. Ia menghadiri acara di Slavutych.
Sejumlah mantan penduduk kembali ke wilayah tersebut. Zoya Perevozchenko (66 tahun) yang tinggal di Pripyat mengatakan ia kembali ke rumahnya dulu. Sekarang tempat itu sudah jadi hutan. Banyak pohon tumbuh di atap dan jalanan.
Level radioaktif masih tetap tinggi di area tersebut. Badan Amal, Bridges to Belarus memperingatkan sejumlah bayi di sana masih lahir dalam keadaan cacat. Sejumlah orang juga mengalami kanker.
Pada 2005, sebuah laporan dibuat oleh Chernobyl Forum yang didukung PBB. Laporan menyebut kurang dari 50 orang tewas karena paparan radiasi. Mereka tewas tidak lama atau saat bencana. Sejumlah orang bertahan hingga 2004.
Forum tersebut memperkirakan secara keseluruhan, hampir 9.000 orang tewas karena radioaktif. Meski Greenpeace mengklaim jumlahnya bisa sebesar 93 ribu orang.
Baca juga, Sejarah Hari Ini: Bencana Besar, Reaktor Nuklir Chernobyl Meledak.