REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan membahas situasi perairan Laut Cina Selatan dalam pertemuan dengan Penasihat Negara Cina Yang Jiechi di Beijing, Cina.
Pada siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Selasa menyebutkan RI dan Cina sepakat untuk saling menghormati kedaulatan wilayah masing-masing.
Kedua belah pihak juga berkomitmen untuk mempererat hubungan bilateral, meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, seperti pertanian, kelautan, pertahanan, industri pertahanan, dan masih banyak lagi.
Menko Luhut dan Yang sepakat untuk segera megimplementasikan kesepakatan bilateral yang sudah dan akan dilakukan oleh RI dan Cina. Setelah pertemuan tersebut menteri Luhut bertemu dengan pimpinan dari 11 perusahaan infrastruktur besar di Cina.
Sebagian besar dari mereka sudah berinvestasi di Indonesia, sepert PowerChina International Group Limited sudah berinvestasi sebesar 5 miliar dolar di Indonesia. Ada pula yang sudah berinvestasi di proyek Jatigade, Asahan, jembatan Suramadu juga proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Baca juga, Menlu Minta Cina Hormati Kedaulatan Indonesia.
Pada kesempatan ini mereka mendengar penjelasan dari Menteri Luhut tentang kondisi keamanan, program pembangunan, dan peluang berinvestasi di Indonesia, dan terbukanya peluang baru di Indonesia, termasuk di Papua.
Gubernur Papua Lukas Enembe turut menjelaskan peluang investasi di wilayah Papua. Terutama di bidang infrastruktur. Luhut dan Lukas Enembe mengajak para pengusaha Cina untuk datang ke Indonesia dan melakukan investasi.
Mereka berjanji akan menyediaan iklim investasi yang baik bagi para pengusaha Tiongkok. Perwakilan perusahaan Tiongkok yang hadir dalam pertemuan itu tampak amat antusias tentang prospek berinvestasi di Indonesia.
Pertemuan ini dihadiri juga oleh Duta Besar RI untuk Cina Soegeng Rajardjo.