REPUBLIKA.CO.ID,ANGKOR -- Sebuah operator tur Kamboja memutuskan mengurangi jam kerja bagi gajah selama suhu tinggi yang terjadi. Sebelumnya, ada kematian gajah yang diakibatkan mengangkut wisatawan di tengah suhu Kamboja yang terik, 40 derajat celsius.
Gajah betina berusia antara 40-45 tahun mati di pinggir jalan pada Jumat (22/4) setelah membawa wisatawan di sekitar kompleks candi Kamboja Angkor Wat yang terkenal. Foto kematiannya tersebar secara luas di media sosial dan mendorong panggilan bagi Kamboja untuk mereformasi tumpangan gajah tersebut.
Manajer Perusahaan Gajah Angkor Oan Kiri mengatakan, dokter hewan meyakini kematian gajah betina tersebut akibat serangan jantung.
"Dokter hewan menyimpulkan kematian gajah itu disebabkan oleh suhu panas yang menyebabkan stres, shock, tekanan darah tinggi dan serangan jantung," katanya dilansir dari the Telegraph, Selasa (27/4).
Gajah itu telah bekerja sekitar 45 menit, berjalan sejauh 2,1 kilometer membawa wisatawan sebelum pingsan dalam perjalanan ke sebuah kandang.
Oan Kiri mengatakan, perusahaannya menyesal dan merasa kasihan terhadap para gajah. Saat ini, pihaknya akan membiarkan 13 gajah yang tersisa dikurangi jam kerjanyanya sampai suhu kembali turun.
Wilayah Greater Mekong mengalami musim panas dan kering dengan suhu 40 derajat celsius yang tidak biasa.
Kelompok-kelompok hak hewan telah lama mengeluhkan gajah yang memberikan wahana untuk wisatawan. Mereka menilai gajah-gajah tersebut secara rutin bekerja terlalu keras dan mengalami tindakan brutal selama pelatihan. Thailand telah melihat beberapa kasus dalam beberapa bulan terakhir, gajah membunuh pawang mereka atau menyerang wisatawan.
Sebuah petisi di Change.org meminta pemerintah Kamboja untuk mengakhiri wahana naik gajah di Angkor telah mengumpulkan 24.500 tanda tangan hingga Selasa sore.
Baca juga: Dilanda Kekeringan, Kamboja Imbau Warga Hemat Air