Rabu 27 Apr 2016 08:01 WIB

Amerika Serikat Tiru Taktik Militer Israel

Rep: Gita Amanda/ Red: Nur Aini
Pesawat F-16 milik militer Amerika Serikat.
Foto: Reuters
Pesawat F-16 milik militer Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat menyatakan pihaknya meminjam taktik militer Israel yang dikenal dengan "mengetuk atap" untuk memperingatkan warga sipil sebelum melancarkan serangan. Namun, taktik tersebut dikritik karena tak cukup efektif menyelamatkan warga dari serangan.

Taktik kontroversial ini dilakukan dengan menembakkan rudal peringatan di atas atau di dekat sasaran yang dimaksud. Langkah ini dalam upaya memberikan penduduk waktu untuk melarikan diri dari serangan sebenarnya.

Militer Israel sebelumnya menggunakan taktik ini dalam perang Gaza 2014. Namun, pada 2015 Komisi PBB mengatakan, taktik ini tak efektif karena sering menyebabkan kebingungan warga dan tak memberi mereka cukup waktu melarikan diri.

Pejabat AS mengatakan, negaranya menggunakan taktik ini dalam operasi di Mosul pada 5 April. Namun, seorang wanita yang awalnya meninggalkan tempat yang ditargetkan malah kembali ke dalam dan akhirnya tewas.

Wakil Komando operasi dan intelijen koalisi pimpinan AS Mayor Jenderal Peter Gersten mengatakan, serangan menargetkan sebuah bangunan yang terletak di tempat ISIS mendistribusikan uang untuk militannya. Target juga menjadi tempat penyimpanan uang tunai ISIS.

Intelijen dan pesawat pengintai AS telah melacak situs yang menjadi target itu. Mereka melihat adanya wanita dan anak-anak di bangunan yang diyakini AS menyimpan sekitar 150 juta dolar AS dana ISIS.

Untuk memastikan wanita dan anak-anak itu keluar dan terpisah dari militan, militer menggunakan taktik pasukan Israel dengan menembakkan rudal Hellfire di atas bangunan. "Kami sudah pasti menyaksikan dan mengamati prosedur itu," kata Gresten.

Wanita tersebut menurutnya sempat berlari keluar, tetapi ia tiba-tiba kembali ke dalam bangunan tepat saat serangan AS menghancurkan bangunan. Gresten mengatakan, sangat sulit bagi mereka menyaksikan detik-detik tersebut.

Kampanye udara AS di Irak dan Suriah memang menjadi bagian penting dari rencana AS untuk menghancurkan militan ISIS. Namun, kehadiran ISIS di kota besar Irak dan Suriah menyulitkan koalisi menghancurkan markas penting ISIS tanpa membunuh warga sipil.

Militer AS mengaku telah membunuh 41 warga sipil sejauh ini dalam kampanye udara yang dimulai sejak 2014 itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement