REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Warga yang terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sukabumi cukup tinggi. Pasalnya, sejak periode Januari hingga Maret 2016 tercatat sebanyak 842 kasus DBD.
"Rinciannya, sebanyak 373 positif DBD dan sisanya 469 suspect DBD,’’ ujar Wakil Supervisor DBD Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi Joppy JR kepada wartawan Rabu (27/4).
Penyakit DBD juga menyebabkan sebanyak tiga orang warga meninggal dunia. Joppy menerangkan, dua warga yang meninggal berasal dari Kecamatan Cicurug. Satu warga lainnya berasal dari Kecamatan Nagrak.
Rata-rata warga yang meninggal akibat DBD disertai dengan penyakit penyerta lainnya. Kasus DBD di Sukabumi ungkap Joppy tersebar merata di beberapa kecamatan. Namun, ada sepuluh kecamatan yang kasusnya cukup tinggi dan termasuk daerah endemis.
Kecamatan itu yakni Cibadak, Cicurug, Cisaat, Parungkuda, Sukaraja, Sukalarang, Cikembar, Sukabumi, Palabuhanratu, dan Gunungguruh.Dikatakan Joppy, daerah endemis DBD ini kebanyakan cukup padat penduduknya. Selain itu mobilitas warganya cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit) Dinkes Kabupaten Sukabumi Rika Mutiara menambahkan, Dinkes telah melakukan upaya pencegahan penyebaran DBD. "Salah satunya dengan meminta warga meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," kata dia.
Upaya menekan kasus DBD, kata Rika dengan menguras, menutup, dan mengubur atau menimbun tempat penampungan air yang menjadi media berkembangbiaknya nyamuk. Langkah ini harus dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk.