REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) meresmikan program He for She (aki-laki untuk perempuan) pada Rabu (26/4). Uhamka menjadi perguruan tinggi pertama yang berkomitmen melaksanakan program tersebut.
Program diresmikan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise bersama Rektor Uhamka, Prof Dr Suyatno Mpd. Peresmian dilakukan dalam seminar internasional "Pengembangan Multiliterasi yang Berperspektif Gender di Era Masyarakat Ekonomi Asean" di kampus Uhamka, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (26/4).
Rektor Uhamka, Suyatno mengatakan, dalam gerakan He for She, pihaknya akan menularkan semangat kesetaraan gender bagi mahasiswa. Nantinya, program akan dilanjutkan kepada masyarakat di lingkungan kampus.
"Tentunya kami tularkan kepada lingkungan dekat dulu, baik masyarakat sekitar kampus, masyarakat di tempat tujuan KKN atau di dekat rumah kami. Yang menjadi sasaran utamanya adalah ibu-ibu melalui kegiatan literasi. Tujuannya memberi bekal ilmu kepada mereka," kata Suyatno kepada awak media.
Bekal ilmu, lanjut dia, akan bermanfaat agar kaum perempuan tidak hanya menjadi objek laki-laki. Sebab, kenaikan kemampuan intelektual nantinya dianggap mampu membekali perempuan mengatasi ketimpangan peran dengan laki-laki.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana S Yembise menyambut baik program He for She di lingkungan kampus. Menurutnya, generasi muda mestinya mulai memahami bahwa kesetaraan gender di Indonesia harus terus diperbaiki. Sebab, saat ini baru ada tiga provinsi yang mengalami perbaikan status kesetaraan gender di ranah publik.
"Generasi muda ini adalah generasi pemimpin untuk Indonesia puluhan tahun mendatang. Target kami adalah pemahaman kesetaraan gender yang baik untuk generasi penerus agar dapat bersama-sama berkarya untuk pembangunan Indonesia ke depan," kata Yohana.
Program He for She adalah program global yang secara nasional telah diresmikan pemerintah pada 1 Januari lalu. Yohana berpesan agar program ini dapat mendorong laki-laki untuk mendukung kemampuan perempuan.
Seminar multiliterasi berperspektif gender diisi dengan pembekalan materi oleh Tim Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak (PSGPA) Uhamka. Para pendidik yang mengikuti seminar ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pengembangan multiliterasi bagi anak didik dan masyarakat.