Kamis 28 Apr 2016 10:11 WIB

Gunakan Gas PGN, Hemat Rp 10 Juta

Pembangunan jaringan pipa gas bumi milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Foto: Dok PGN
Pembangunan jaringan pipa gas bumi milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paradise Dynasty, salah satu restoran di Plaza Senayan, menikmati nilai ekonomis dari penggunaan gas PGN. Kepala Koki Paradise Dynasty, Lim Loing Huat, mengatakan restonya mampu menghemat 20 persen atau sekitar Rp 10 juta per bulan sejak memakai gas bumi.

"Kami mengeluarkan biaya bahan bakar per bulan cukup besar yakni mencapai Rp 50-60 juta, sehingga penghematan yang didapat setelah memakai gas ini sangat membantu," kata Lim di Jakarta, Rabu (27/4).

Selain itu, lanjutnya, gas PGN mempunyai tekanan cukup tinggi sehingga cocok untuk jenis masakan Cina yang memerlukan api dengan pembakaran sempurna. "Aromanya menjadi lebih mantap dengan gas yang bertekanan tinggi," kata Lim.

Saat ini pelanggan PGN di wilayah Jakarta berjumlah sekitar 14.ribu. Sementara, total jumlah pelanggan PGN secara nasional sebanyak 111.076 yang terdiri atas 107.690 rumah tangga, 1.857 usaha kecil, mal, restoran, hotel, rumah sakit, serta 1.529 industri skala besar dan pembangkit listrik. Pelanggan tersebar di Sumut, Kepri, Riau, Sumsel, Lampung, Jakarta, Jabar, Banten, Jateng, Jatim, Kaltara, dan Papua.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) lebih gencar menyasar pelanggan dari sektor komersial, khususnya pusat perbelanjaan atau mal di wilayah Jakarta. Kepala Divisi Komunikasi Korporat PGN Irwan Andri Atmanto di Jakarta, Rabu mengatakan, sejumlah mal besar di Jakarta kini sudah memakai gas PGN.

Saat ini, sejumlah mal di area Jakarta yang sudah memakai gas PGN adalah Plaza Senayan, Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Central Park, Pacific Place, Senayan City, Summarecon Kelapa Gading, Emporium Pluit, dan Mangga Dua Square.

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement