REPUBLIKA.CO.ID, Tepat pada 28 April 1945, Benito Mussolini dan sejumlah pengikut aliran fasis ditembak mati oleh partisan Italia. Mussolini dan kekasihnya, Clara Pettaci, serta sejumlah pengikut berhasil ditangkap para partisan saat mereka berusaha melarikan diri ke Swiss.
Mussolini dan Petacci berhasil sampai ke perbatasan Swiss. Mengetahui para penjaga yang telah membelot ke partisan tidak akan membiarkan dia lewat, ia menyamar melalui mantel Luftwaffe dan penutup kepala.
Ia berharap bisa masuk ke Austria dengan beberapa tentara Jerman. Namun, Mussolini dan Petacci gagal. Keduanya ditemukan oleh partisan dan ditembak mati.
Tubuh mereka kemudian diangkut dengan truk ke Milan, Italia dari Distrik Lecco. Kemudian, mayat mereka digantung terbalik dan dipertontonkan ke publik.
Menurut koresponden Times di Milan, jasad Mussolini, Petacci, dan 12 anggota Fasis dipajang di Piazzale Loreto. Mayat-mayat itu juga terdiri dari mantan sekretaris jenderal Partai Fasis, Roberto Farinacci dan Carlo Scorza yang merupakan mantan sekretaris partai.
Media radio Milan melaporkan, seorang perempuan melepaskan lima tembakan ke tubuh Mussolini dan berteriak.
"Lima tembakan untuk lima anak-anak saya yang dibunuh!" teriaknya. Ada juga orang yang ketika melewati pria ini meludahi tubuhnya.
Tahun 1928 Mussolini adalah diktator yang dikenal dengan II Duce. Ia memulai sebuah kebijakan luar negeri mengambil Ethiopia pada tahun 1935 dan menganeksasi Albania pada 1939. Pada tahun yang sama Mussolini menandatangani Pakta Tripartit dengan tokoh Nazi Jerman Adolf Hitler dan Kekaisaran Jepang.
Namun, setelah kekalahan di Yunani, Balkan, Afrika Utara dan Rusia, Mussolini kehilangan popularitas. Kemudian pada 9 Juli 1943, Sekutu mendarat di Sisilia dan Italia dan melakukan invasi.
Mussolini gagal untuk mengamankan jaminan dukungan dari Jerman terhadap invasi tersebut. Dia kemudian ditangkap pada 25 Juli. Eksekusi Mussolini jadi pukulan telak bagi Nazi di Jerman. Diktator Italia yang wafat di usia 61 tahun itu merupakan sekutu utama bagi Hitler.
Selama Perang Dunia Kedua, koalisi Nazi Jerman dengan rezim fasis pimpinan Mussolini dikenal dengan sebutan Kubu Axis, yang merajalela di Eropa hingga Afrika Utara. Namun, rezim Mussolini juga mendapat perlawanan dari kaum partisan. Mereka ingin mengadili Mussolini sebagai penjahat perang. Maka, tidak ada pilihan bagi Mussolini dan pengikutnya selain kabur dari Italia.