REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Ledakan bom bunuh diri yang dilakukan seorang perempuan di Kota Bursa, barat laut Turki, melukai delapan orang, kata Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu sebagaimana dikutip dari laman kantor berita Reuters.
Pernyataan Davutoglu itu sekaligus meralat pernyataan Menteri Kesehatan Turki sebelumnya yang menyatakan korban luka mencapai 13 orang. Pelaku melakukan aksi bom bunuh diri di dekat gerbang barat Masjid Agung Bursa pada Rabu (27/4) pukul 17.26 waktu setempat.
"Ini adalah serangan yang ditujukan untuk bangsa, rakyat dan kedamaian kita. Delapan warga negara kita terluka. Terima kasih Tuhan, tidak ada warga yang terluka kritis," kata Davutoglu.
Davutoglu mengatakan aksi bom bunuh diri tersebut tidak akan menjadi alasan bagi Turki untuk mundur dalam memerangi terorisme. Dia menambahkan pasukan keamanan masih menyelidiki kejadian itu dan terlalu cepat untuk menyebutkan pihak-pihak yang dicurigai.
Apalagi, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Turki telah dihantam dengan rangkaian bom bunuh diri sepanjang 2016, termasuk dua serangan di Istanbul yang dilakukan kelompok ISIS dan dua serangan di Ankara yang diklaim kelompok bersenjata Kurdi.
Turki juga menghadapi serangan dari kelompok sayap kiri yang mayoritas menyerang polisi dan pasukan keamanan.