Kamis 28 Apr 2016 08:32 WIB

Ulama Pemberani dan Tegas Itu Telah Tiada

Ali Mustafa Yakub
Foto: .
Ali Mustafa Yakub

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kabar duka kembali menerpa umat Islam Tanah Air. Mantan imam besar Masjid Istiqlal, KH Ali Mustafa Yaqub meninggal dunia pagi ini, Kamis (28/4).

Pengasuh Pesantren Darussunnah, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan ini wafat pada pukul 06.00, di Rumah Sakit Hermina, Ciputat.

Cendekiawan Muslim, Prof Dr Didin Hafidhuddin yang saat ini sedang berada di Tokyo, Jepang, kaget mendengar berita meninggalnya mantan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, tersebut.

''Innaalillahi wa innaa ilaihi rajiun. Saat ini saya sedang berada di Tokyo, Jepang. Saya benar-benar kaget mendengar meninggalnya Prof KH Ali Mustafa Yakub.''

''Semoga almarhum diterima iman, Islam dan amalnya, serta diampuni segala dosa dan kesalahannya,'' tulis didin kepada republika.co.id melalui short message service.

Menurut Prof Didin, almarhum KH Ali Mustafa Yakub adalah seorang ulama yang mendalam ilmunya (mutafaqqih fiddin) sekaligus juga berani dan tegas dalam menyampaikan kebenaran ajaran Islam.

''Almarhum adalah seorang imam yang mengangkat citra masjid, terutama Masjid Istiqlal Jakarta, sebagai masjid negara,'' ungkap Direktur Program Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor ini.

Ia menjelaskan, hampir semua tamu negara selalu berusaha datang ke Masjid Istiqlal Jakarta. ''Banyak yang terkagum dan bangga dengan aktivitas Masjid Istiqlal Jakart,'' jelas kiai Didin.

Kiai Didin lebih lanjut mengungkapkan, Presiden Amerika Serikat Barack Obana dan ibu negara berkunjung ke Masjid Istiqlal Jakarta dan berdialog dengan almarhum KH Ali Mustafa Yakub sambil berkeliling sekitar masjid.

Kiai Didin menambahkan, almarhum adalah salah seorang ulama yang mengangkat harkat derajat masjid. ''Kita kehilangan besar dengan wafatnya almarhum,'' ungkap kiai Didin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement