REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Innalillahi wan inna ilaihi rajiun, kabar duka meninggalnya mantan Imam Masjid Besar Istiqlal KH Ali Mustafa Yaqub mengejutkan banyak pihak. Tak ada yang menyangka dan tak menduga begitu cepat beliau dipanggil Allah SWT.
Seorang muridnya, Moch Syarif Hidayatullah mengatakan kabar duka ini sungguh mengejutkan bagi umat Islam di Indonesia sebab KH Ali Mustafa Yaqub yang juga dikenal sebagai cendekiawan Muslim dan pakar hadits terkemuka Indonesia ini, telah banyak meninggalkan jejak dan tinta emas dalam karya kitab yang fenomenal.
"Pak Kiai merintis karier keulamaannya sejak menjadi pengasuh Pesantren Al-Hamidiyyah Depok, lalu mendirikan Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darussunnah di Ciputat, Tangerang Selatan," katanya, Kamis (28/4).
Baca: Ulama Pemberani dan Tegas Itu Telah Tiada
KH Ali Mustafa Ya'qub mulai dikenal publik setelah menjadi kolumnis tetap di harian Pelita dan majalah Amanah. Melalui tulisannya, ia mengkritisi dan merespons berbagai permasalahan umat, terutama dengan sudut pandang hadits Nabi.
Keulamaan dan kecendekiawan beliau terus menyita perhatian publik ketika beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komisi Fatwa MUI Pusat. Dan, puncaknya saat beliau diangkat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal oleh Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni.
Namun di tengah amanah memimpin Masjid Istiqlal, almarhum tidak melepaskan kiprahnya mengasuh lembaga pendidikan. Almarhum juga dikenal sebagai pengasuh International Institute for Hadith Sciences Darussunnah, di Tangerang Selatan yang saat ini mempunyai cabang di Malaysia.