REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sejumlah siswa di SD Negeri Dunguswiru II, Desa Dunguswiru, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut terancam tertimpa bangunan sekolah. Bangunan mereka menimba ilmu tersebut sudah lapuk dimakan usia.
Kepala SDN Dunguswiru II, Halimah mengatakan, bangunan sekolah sudah sangat memprihatinkan karena sudah rusak parah. Ambruknya satu ruang kelas pada pekan lalu menunjukkan kondisi bangunan sekolah sudah tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
"Ketika hujan deras atau angin kencang, terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar empat kelas, kata Halimah kepada Republika.co.id, Kamis (28/4).
Saat hujan deras disertai angin kencang, dikatakan Halimah, anak-anak disuruh keluar kelas karena tripleks beterbangan dan genting berjatuhan. Dari tujuh ruang kelas ada empat ruang kelas yang masih bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Namun, menurut Halimah, hanya ruang kelas V dan VI yang bisa dikatakan cukup layak untuk digunakan. Sementara, dua ruang kelas lagi digunakan oleh siswa kelas I, II, III dan IV.
"Kelas I digabung dengan kelas III dan kelas II digabung dengan kelas IV, kondisi ruangannya juga rusak berat," ujar Halimah.
Di SDN Dunguswiru II jumlah siswanya ada sebanyak 159 orang dan guru delapan orang. Ambruknya ruang kelas I pada pekan lalu juga berdampak pada ruangan di sebelahnya. Halima menjelaskan, sebagian atap di ruang kelas sebelahnya juga ikut berjatuhan.
Sementara, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong mengatakan, perbaikan SDN Dunguswiru II akan diprioritaskan. Menurutnya, sudah layak untuk dibangun kembali bangunannya. Siswa tentunya membutuhkan sarana dan prasarana yang representatif.
"Itu yang sedang kami dorong agar tercipta infrastruktur yang baik agar siswa bisa belajar dengan aman dan nyaman," ujar Totong.