REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menyampaikan, hingga saat ini komunikasi dan kerjasama antara Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Nageri Filipan terus terjalin. Utamanya, dalam upaya pembebasan warga negara Indonesia yang kini disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.
"Jadi tidak ada hambatan karena komunikasi terus berlangsung. Setiap hari itu ada komunikasi antara Menlu Indonesia dan Menlu Filipina," kata dia di Gedung Kemenlu, Kamis (28/4).
Setiap informasi yang didapat dari komunikasi tersebut, kata Arrmanatha, sangat bermanfaat, terutama dalam mengambil langkah-langkah mengamankan sandera tersebut. Apalagi yang menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia adalah bisa membawa pulang kesemua sandera dengan selamat.
Arrmanatha melanjutkan, semua perkembangan dan semua langkah-langkah yang akan terjadi, di sekitar keberadaan WNI yang disandera Abu Sayyaf tersebut selalu diinformasikan kepada pemerintah Indonesia. Sehingga, pemeeintah bisa memastikan kondisi sandera tersebut tetap aman.
Sebagai contoh, kejadian minggu lalu saat amgkatan bersenjata Filipina menggelar operasi militer, sebelum terjadinya aksi pemenggalan terhadap warga Kanada oleh kelompok Abu Sayyaf. "Jadi beberapa saat sebelum mereka (angkatan nersenjata Filipina) melakukan operasi militer, menteri luar negeri Filipina sudah menginformasikan akan terjadi operasi militer di kawasan di mana ada sandra kanada," ucap Arrmanata.