REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ucapan belasungkawa atas wafatnya mantan imam besar Masjid Istiqlal, KH Ali Mustafa Yaqub terus mengalir. Almarhum Kiai Ali dinilai sebagai salah satu putra terbaik bangsa.
"Secara pribadi, saya mengenal beliau sebagai sosok ulama besar yang tegas, penuh wibawa dan selalu memegang teguh prinsip Islam yang diyakininya, namun mampu memperlihatkan indahnya keberagaman dan perbedaan di Indonesia, terutama dalam kehidupan beragama," ujar Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto dalam siaran persnya, Kamis (28/4).
Almarhum, kata Novanto, pernah berpesan agar setiap perbedaan dalam memahami ajaran agama di masyarakat tidak melahirkan permusuhan. Hal itu tentunya semakin menyadarkan kita akan pentingnya toleransi antarumat beragama di Indonesia.
"Beliau jugalah yang membuka mata dunia akan indahnya kehidupan beragama di Indonesia, meskipun Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia," kata mantan ketua DPR ini.
Saat menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, almarhum memandu beberapa kepala negara seperti Presiden Amerika Serikat Barrack Obama, Presiden Australia Heinz Fischer, Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg saat berkunjung ke Masjid Istiqlal. Sekaligus memberikan 'pencerahan' akan keragaman hidup beragama termasuk fungsi dan peranan masjid bagi umat Muslim.
Bahkan, Presiden Barrack Obama menuliskan pendapatnya usai mendengarkan pemaparan beliau. Pendapat tersebut berbunyi, Masjid yang menjadi, yang memberikan peran kepada Islam, mengatur, membimbing rakyat Indonesia yang jumlahnya jutaan di buku tamu Masjid Istiqlal pada November 2010 lalu.
(Baca Juga: Pesan Khusus Ali Mustafa Yaqub Dijawab Insya Allah oleh Obama)