REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Coumas meminta anggota Bantuan Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama jangan hanya bertarung melawan radikalisme di dunia nyata. Banser juga diminta untuk turun di dunia maya.
"Jangan hanya bertarung di dunia nyata, terjun ke dunia maya," kata Yaqut di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (28/4).
Menurut dia, perkembangan radikalisme yang memanfaatkan teknologi informasi belakangan ini cukup kuat. Untuk menghadapi hal tersebut, kata dia, GP Ansor telah membentuk tentara siber.
"Sudah disiapkan 'Ansor Cyber Army' untuk mengempur kampanye kelompok-kelompok radikal," tambahnya.
Selain itu, lanjut dia, anggota Banser di seluruh Indonesia yang berjumlah 1,7 juta orang juga telah disiapkan untuk menghadapi ancaman radikalisme tersebut.
Sementara itu, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayor Jenderal Abdul Rahman Kadir menyebut peran dunia maya dan media sosial cukup kuat dalam memengaruhi generasi muda hingga tersangkut dengan gerakan radikal. "Situs radikal sudah ribuan jumlahnya," tukasnya.
Ia mengungkapkan banyak situs berkedok Islam yang isinya ternyata memutarbalikkan fakta. BNPT mencatat hingga saat ini terdapat 15 ribu situs yang berisi paham radikal.