REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Ketua Umum Partai Golkar harus seseorang yang memiliki kemampuan menyatukan kompleksitas tokoh Golkar.
Golkar sebagai partai tertua yang saat ini masih eksis memiliki banyak tokoh besar. Seorang Ketua Umum Golkar harus bisa menyerap aspirasi bermacam latar belakang yang ada di Golkar.
"Sebagai partai paling tua yang masih ada, lahir pada tahun 1957 pada prinsip dwi fungsi ABRI waktu itu, Golkar berkuasa selama 32 tahun, sampai saat ini diisi banyak sekali tokoh berpengaruh kuat di masyarakat," kata Direktur Kajian Politik Center for Indonesian National Policy Studies (Cinaps) Guspiabri Sumowigeno, Kamis (28/4).
Guspiabri mengatakan di Golkar pun tidak hanya aktivis politik. Tapi juga pengusaha, budayawan dan berbagai latar belakang lainnya.
Menurutnya tidak banyak partai yang memiliki tokoh sevariatif Golkar. Selain itu Caketum Golkar juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan tokoh senior Golkar.
Guspiabri menjelaskan setidaknya ada dua kelompok besar dalam tubuh Golkar. Kelompok pertama kelompok nasionalis yang biasanya berlatar belakang militer atau keluarga militer.
Kelompok kedua yang memiliki latar belakang organisasi dan aktivis seperti dari HMI dan ICMI. Menurut Guspiabri kelompok ini juga memiliki suara yang banyak di Golkar.
"Tentu tidak mudah bagi calon ketua umumyang baru dengan konfigurasi Golkar yang kompleks," katanya.