REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isra Mi'raj erat kaitannya dengan perintah shalat bagi umat Islam. Momen Isra Mi'raj menjadi saat yang penting untuk menghitung kembali kualitas dan kuantitas shalat kita.
Ketua Bidang Pendidikan dan Pembinaan Umat Pengurus Pusat (PP) Hidayatullah, Tasrif Amin, mengatakan shalat merupakan ibadah wajib yang harus dilakukan oleh setiap umat yang meyakini ajaran Islam.
Sejarah perjalanan Islam mencatat, shalat juga merupakan salah satu cara Allah SWT untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi umat manusia.
"Sebelum Isra Mi'raj waktu itu meninggal dua orang dekat Nabi, yaitu istri Nabi dan paman Nabi di waktu yang hampir bersamaan. Ketika itu rasul kehilangan back up. Lalu dia memasrahkan kepada Allah. Cara Allah menyelesaikanya dengan perintah shalat itu," kata Ustaz Tasrif ketika dihubungi Republika, Rabu (27/4).
Dalam konteks syariah, shalat merupakan rukun Islam yang kedua. Ibadah ini tak seharusnya sekadar dianggap sebagai kewajiban, namun harus dipandang sebagai kebutuhan setiap individu Muslim.
Shalat juga mengandung nilai-nilai sosial. Ini tergambar dari perintah shalat berjamaah yang banyak memberikan teladan tentang konsep kepemimpinan dalam Islam.
Shalat juga mengajarkan Muslim untuk tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Sebab, selain menjadi solusi permasalahan, shalat idealnya juga mampu mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar.
"Jadi kalau banyak korupsi, penipuan, tindakan kriminal, kok banyak Muslim yang terlibat, itu shalatnya belum benar. Sebab shalat idealnya mampu menghindarkan dari keji dan munkar," ujar Tasrif.