REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar mengatakan, kewenangan operasi intelijen Densus 88 membuat lembaga itu memiliki akses dan informasi tanpa batas.
"Densus itu punya efek destruktif yang besar sebab mereka memiliki kewenangan yang besar. Oleh karena itu kontrolnya harus kuat," katanya, Jumat, (29/4).
Kalau tak ada kontrol yang kuat, maka kasus pembunuhan Siyono dengan cara brutal akan terus terjadi. Karena itu, Haris meminta DPR berani mengambil peran kontrolnya.
"DPR berani tidak mengecek siapa saja profil orang-orang Densus 88. Bagaimana kapasitasnya, skill-nya, intelijensianya, keberaniannya," kata Haris.
Ini perlu dilakukan untuk merevisi Undang-Undang Terorisme. Sebab, harus ada pengecekan terhadap kekuatan Densus 88 sebelum melakukan revisi UU Terorisme.