Jumat 29 Apr 2016 19:33 WIB

Komite Etik Yakin Usai Munaslub tak Ada Lagi Perpecahan Golkar

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Fadel Muhammad
Fadel Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Etik partai Golkar meyakini setelah munaslub (musyawarah nasional luar biasa) yang digelar Mei mendatang akan membuat partai beringin akan semakin solid.

Ketua Komite Etik Partai Golkar, Fadel Muhammad menegaskan selama dalam proses munaslub yang akan diselenggarakan di Bali mendatang tetap berjalan pada koridor yang telah disepakati bersama.

"Kita jaminkan itu," ucapnya kepada Republika.co.id, Jumat (29/4).

Sebagai bagian dari penjaga etik penyelenggaraan Munaslub, Fadel meminta para anggota bisa menjaga ketertiban penyelenggaraan.

Mulai dari pengumpulan dana sumbangan munaslub, pencalonan dan dukungan, termasuk saat terselenggara dan pemilihan ketua umum.

Ini semua dibutuhkan kesadaran bersama, agar munaslub ini tetap bisa menjadikan semua kader tetap berada dalam satu Golkar. Tidak seperti Munas-Munas sebelumnya yang justru menjadi sumber perpecahan sesaat setelah Munas diselenggarakan.

Pada 2004 adanya perpecahan di tubuh Golkar melahirkan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Sedangkan pada 2009 perpecahan usai Munas melahirkan partai Nasional Demokrat (NasDem) oleh Surya Paloh.

Belajar dari pengalaman itu, menteri kelautan dan perikanan era presiden SBY ini menegaskan, tidak perlu lagi ada kekecewaan seperti yang dulu terjadi. Yakni tidak menjadi ketua umum atau bagian kepengurusan Golkar, kemudian keluar dan mendirikan partai baru.

"Kita akan merangkul semua, menjaga agar kebiasan lama yang tidak baik itu tidak terjadi lagi di Munaslub Golkar mei mendatang," ujarnya.

Rencana Munaslub Golkar muncul setelah adanya perpecahan dua kepengurusan antara Munas Ancol dan Munas Bali. Agenda Munaslub Golkar sendiri direncakan dilangsungkan di Bali pada 23 Mei 201 mendatang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement