REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat HAM Todung Mulya Lubis mengatakan, kematian Siyono ini menjadi momentum untuk mempertanyakan bagaimana kinerja Densus 88. Sebenarnya pengalaman salah tangkap tersangka teroris tak cuma di Indonesia.
"Pengalaman salah tangkap teroris juga terjadi di luar negeri. Orang-orang dari Afganistan, Irak ditangkap lalu ditahan di penjara Guantanamo milik Amerika tanpa bukti yang jelas, tak jelas kesalahan mereka apa tapi asal ditangkap saja," katanya, Sabtu, (30/4).
Di Amerika ada public interest lawyer yang melakukan advokasi terhadap para tahanan di Guantanamo. Sebagian gugatan mereka menang dan para tahanan Guantanamo dikembalikan ke negaranya masing-masing.
"Dari 40 tahanan di Guantano, sebanyak 30 orang tahanan ditangkap dengan tuduhan dan bukti yang tak jelas. Presiden Obama sebenarnya ingin menutup Guantanamo namun dihalangi oleh konggres."
Makanya sebenarnya kasus salah tangkap itu memang ada. "Itulah mengapa sebaiknya ada audit kinerja Densus 88 supaya mereka bekerja sesuai aturan hukum."