Sabtu 30 Apr 2016 21:53 WIB

Sarbumusi Diminta Lebih 'Dekatkan Diri' ke NU

Aksi Buruh untuk kebaikan nasib outsourcing (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi.W
Aksi Buruh untuk kebaikan nasib outsourcing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Saiful Bahri Anshori meminta segenap pengurus Sarbumusi ke depan bisa lebih menyosialisasikan organisasi tersebut ke kalangan kader Nahdlatul Ulama di daerah. Sebagai salah satu organisasi buruh tertua di Indonesia, Saiful menjelaskan, masih banyak anggota NU yang tidak mengetahui kiprah Sarbumusi.

Padahal, kata dia, Sarbumusi merupakan organisasi buruh berbasis massa NU yang diperhitungkan sejak lama. "Sarbumusi sudah berdiri sejak 1955. Karena ada deparpolisasi jadi sempat vakum,"kata Saiful  dalam Kongres Akbar V K-Sarbumusi di Lembang, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/4).

Saiful menjelaskan, Sarbumusi ke depan, harus melakukan konsolidasi di tataran internal. Tak hanya antar pengurus pusat tetapi juga pengurus daerah. Dengan demikian, kata Saiful, Sarbumusi bisa menjadi serikat buruh yang solid. 

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Kongres Akbar V K-Sarbumusi. Dia mengharapkan, kepengurusan Sarbumusi yang baru dalam kongres tersebut dapat menghasilkan formula program kerja yang berkualitas dan bermanfaat. 

"Besar harapan saya bahwa dalam Kongres Akbar ini akan terpilih pimpinan K-Sarbumusi yang kompeten, jujur, bertanggung jawab, amanah, profesional dan dicintai oleh seluruh anggotanya."

Dia pun menyarankan agar gerakan buruh ke depan tak lagi hanya berkutat pada isu seputar PHK, pesangon, dan upah. Hanif meminta Sarbumusi juga mulai melakukan peningkatan skil para anggotanya agar bisa bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dia menjelaskan, era ini sudah terjadi sehingga harus dijawab oleh kaum buruh.

"Tidak relevan jika kita bicara akan karena sudah terjadi. Siap tidak siap harus siap,"kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement