Ahad 01 May 2016 06:18 WIB

Indonesia Diminta Optimalkan Pasar Hong Kong

Red: Nur Aini
Kota Hong Kong
Foto: asianranking.com
Kota Hong Kong

REPUBLIKA.CO.ID,HONG KONG -- Indonesia harus memanfaatkan pasar Hong Kong untuk menggenjot ekspor ke Cina dan negara-negara Asia lainnya mengingat posisi strategis wilayah administratif khusus tersebut sebagai pintu masuk (hub) ke pasar dunia.

"Sebagai daerah otonomi, Hong Kong menjadi pintu masuk untuk memasarkan produk dalam negeri di Tiongkok (Cina), Jepang, Korea Selatan, dan Eropa," kata Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong Chalief Akbar saat menghadiri pameran produk kerajinan Gifts and Premium Fair 2016 di Hong Kong, Sabtu (30/4).

Bagi Hong Kong, kata Chalief, produk kerajinan Indonesia sudah cukup dikenal, terutama perhiasan, dekorasi rumah, fesyen, aksesori, produk perhiasan perak, dan batu-batuan. Relatif banyak pembeli (buyer) di Hong Kong rutin melakukan pembelian setiap tahunnya. Menurut dia, Hong Kong rutin menyelenggarakan pameran dagang dunia dan pengunjungnya selalu penuh. Di seluruh Hong Kong digelar sekitar 300 pameran rutin setiap tahun dengan 25 di antaranya merupakan pameran besar, seperti fashion week dan pameran perhiasan.

Selain itu, yang relatif cukup menonjol adalah karakteristik buyer yang banyak di antara mereka adalah eksportir dan importir yang berkantor di Hong Kong. Mereka akan melihat terlebih dahulu produk-produk yang dipamerkan, meminta contoh produknya, membandingkan, dan baru memutuskan untuk memesan barangnya.

Oleh karena itu, kata Chalief, soal kualitas menjadi faktor utama yang perlu menjadi perhatian produk Indonesia untuk masuk pasar Hong Kong. Di samping, kontinuitas dan kemasan yang juga perlu mendapat perhatian utama eksportir dalam negeri.

Atase Perdagangan RI di Hong Kong Natan Kambuno menambahkan bahwa pasar Hong Kong sangat selektif dalam memilih produk. Produk ekspor yang akan masuk ke Hong Kong harus bisa mengikuti tren perkembangan mode terkini, khususnya perhiasan dan fesyen.

"Model produk yang dijual harus berbeda setiap tahunnya. Makanya, peran para desainer sangat penting untuk membantu pelaku UKM membuat produk yang berdaya saing ekspor," katanya.

Pada 2015, total perdagangan RI dan Hong Kong mencapai 5,04 miliar dolar AS (sekitar Rp 65 triliun). Namun, pangsa pasar ekspor RI di Hong Kong, menurut Natan, sangat kecil, yakni sekitar 0,5 persen dari total nilai perdagangan luar negeri Hong Kong. Hampir 55 persen perdagangan Hong Kong dilakukan dengan Cina. Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-23 Hong Kong.

"Posisi Indonesia sebagai mitra dagang Hong Kong masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya, seperti Singapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement