Ahad 01 May 2016 10:00 WIB

Cegah Perburuan Gelap, 105 Ton Gading Gajah dan Cula Badak Dibakar

Seorang polisi berdiri di deretan gading gajah yang disita dari perburuan gelap. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Joseph Okanga
Seorang polisi berdiri di deretan gading gajah yang disita dari perburuan gelap. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Presiden Kenya Uhuru Kenyatta pada Sabtu (30/4) memimpin pembakaran 105 ton gading gajah dan 1,3 ton cula badak dalam upacara yang dihadiri oleh tokoh konservatif, pengusaha dan selebritis dari seluruh dunia.

Presiden Ali Bongo dari Gabon dan pejabat senior dari negara yang dihuni gajah di Afrika menghadiri pembakaran bersejarah gading dan cula tersebut, dalam upaya untuk melaksanakan kembali komitmen Kenya guna menghapuskan kejahatan terhadap margasatwa.

Presiden Kenya tersebut mengatakan pembakaran sangat banyak bokor dalam ingatan kembali menegaskan tekad negerinya untuk menghapuskan perburuan gelap, yang menimbulkan ancaman bagi kelangsungan hidup mamalia yang menjadi lambang itu.

"Kita telah menyaksikan kehilangan gajah Afrika dalam jumlah sangat banyak dalam dasawarsa belakangan akibat perburuan gelap. Ini mengancam kestabilan masyarakat dan negara kita," kata Kenyatta, sebagaimana dikutip Xinhua, Ahad (1/5) pagi.

Kenya memecahkan rekor dunia dengan membakar berton-ton gading gajah dan cula badak, yang memiliki nilai pasar lebih dari 500 juta dolar AS.

Presiden Kenyatta mengatakan pembakaran piala tersebut dimaksudkan untuk menegaskan kembali bahwa Kenya tidak menempatkan nilai uang pada spesies margasatwanya, yang menjadi lambang, dan akan selalu bertindak satu langkah lebih maju untuk melestarikan mereka.

"Kenya telah mengambil sikap tegas dan mengumumkan gading tak berharga kecuali berada pada gajah. Generasi masa depan akan menghargai keputusan yang telah kami ambil," kata Kenyatta.

Ia menambahkan Kenya akan mendukung kegiatan internasional untuk menggolkan pelarangan total perdagangan gading dan produk lain margasatwa.

"Langkah berikut kami setelah pembakaran gading akan dipusatkan pada diperkuatnya penerapan hukum guna memerangi perburuan gelap. Kami akan melakukan lobi bagi pelarangan total perdagangan gading selama pertemuan CITES yang akan diselenggarakan pada September di Afrika Selatan," kata Kenyatta kepada pegiat margasatwa.

Sementara itu, Presiden Gabon Ali Bongo memuji keputusan Kenya untuk membakar demikian banyak gading. Ia menambahkan negara Afrika harus melakukan tindakan radikal guna menjamin warisan margasatwa mereka.

"Perdagangan gading harus dihentikan guna membantu mengamankan masa depan badak dan gajah kita, yang menjadi lambang warisan bersama kita," kata Presiden Gabon tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement