REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina melatih nelayan-nelayan di kota kecil pelabuhan pulau Hainan untuk jadi milisi dan berlayar di wilayah sengketa Laut Cina Selatan. Hal ini disampaikan seorang penasihat pemeritahan yang tidak ingin disebutkan namanya, Ahad (1/5).
Mereka didukung dengan pelatihan militer hingga subsidi bahan bakar juga es untuk ikan. Para nelayan juga dilatih untuk mengumpulkan informasi soal kapal asing. Pejabat pemerintah provinsi, diplomat regional dan eksekutif perusahaan perikanan menyampaikannya dalam wawancara baru-baru ini.
"Milisi maritim ini berkembang karena kebutuhan negara, juga karena keinginan nelayan untuk terlibat dalam layanan nasional, menjaga kepentingan negara," kata dia.
Namun, keberadaan milisi perikanan ini dikhawatirkan meningkatkan konflik dengan angkatan laut asing di perairan strategis. Amerika Serikat telah melakukan patroli laut dan udara dekat pulau buatan Cina di Spratly.
Menurut sang penasihat, Departemen People's Armed Forces level kota memberikan latihan dasar militer untuk nelayan. Latihan meliputi operasi penyelamatan dan pencarian, penanganan bencana di laut, dan menjaga kedaulatan Cina.
Latihan dilakukan langsung di laut antara Mei dan Agustus. Pemerintah juga memberi intensif pada nelayan yang berpartisipasi. Selain itu menyarankan nelayan menggunakan kapal dari besi daripada kayu.
Pemerintah memberikan peralatan GPS untuk sekitar 50 ribu kapal dan mengizinkan mereka kontak langsung dengan Penjaga Pantai Cina dalam keadaan darurat maritim. Seperti bertemu dengan kapal-kapal asing atau lainnya. Sejumlah nelayan Hainan dan diplomat mengatakan pada Reuters, sejumlah kapal dilengkapi senjata kecil.
Baca juga: Pemanasan Global Perpendek Jam Kerja